KetikPos.com, Palembang-Gemerlap lampu dan riuh tepuk tangan menyelimuti Lawang Borotan pada malam pembukaan Pekan Seni 2025. Udara terasa lebih hangat dari biasanya—bukan hanya karena keramaian penonton, tetapi juga oleh energi para seniman Palembang yang kembali menghidupkan denyut rasa kota ini.
Di tengah semarak itu, Ketua Panitia Pelaksana, Cheirman, membuka rangkaian acara dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras. Baginya, Pekan Seni adalah wujud gotong-royong budaya—perpaduan ide, tenaga, dan kecintaan pada kota.
“Acara ini adalah buah dari kerja kolektif,” ujarnya. “Dan malam ini kita merayakan hasilnya.”
Terima kasih kepada Pakde Singgih, Abah Fajri, Bank Sumsel, Perumdam Tirta Musi, PT Pusri, PT BA, dan KKM (Kumpulan Kuliner Mlineal), Grap, dan Yayasan Lacak Budaya, Dewan Kesenian Sumsel (DKSS), Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB).
Ketua DKP, M. Nasir, menegaskan bahwa Pekan Seni tahun ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga momentum memperkuat dukungan bagi penetapan Ratu Sinuhun sebagai Pahlawan Nasional.
“Kita ingin sejarah Palembang tidak sekadar diingat, tetapi ditegaskan,” tegasnya.
Dari pemerintah kota, sambutan disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Dr. Reza Fahlevi, mewakili Wali Kota Palembang. Ia memberikan apresiasi atas kerja para seniman dan berharap geliat berkesenian di kota ini semakin aktif pada tahun mendatang.
“Seniman adalah sumber cahaya Palembang,” ujarnya.
Rangkaian Penampilan: Puisi, Musik Jalanan, hingga Dangdut Wong Kito
Begitu sambutan usai, panggung langsung berubah menjadi ruang perayaan kreativitas.
Maritza Yozza Sandrina dan Qisya Kusuma Tan membuka pertunjukan lewat pembacaan puisi yang menyentuh.
Anak Magang Band membawakan musik segar khas anak muda.
Sriwijaya Nada – Band Ajendam, KPJ, Slankers Palembang, RMK, hingga Skanax Boy dengan vokalis Qusoy, menghidupkan suasana dengan ragam genre musik.
Sorak penonton makin riuh ketika KKPP (Keluarga Kesenian Palembang Putra) naik ke panggung. Membawa irama dangdut wong kito, mereka membawakan tiga lagu—Rasan Tua, Ratu Sinuhun, dan Kampung Dulmuluk—yang dinyanyikan langsung oleh penciptanya, Ali Goik, membuat penonton ikut bergoyang.
Kehadiran Para Tokoh: Malam yang Padat Figur
Panggung semakin bermakna dengan hadirnya para tokoh lintas lembaga dan komunitas, antara lain: