Keraton ini berdiri di tanah yang luas, berbentuk persegi panjang menghadap ke Sungai Musi, panjangnya 274,32 meter, dan lebar 182,88 meter.
Dengan sejumlah meriam yang terbuat dari besi dan kuningan. Keraton memiliki pelataran yang luas, balai agung, gerbang besar.
Di dalamnya terdapat pula keputren, paseban, ruang tempat menerima tamu, tempat kediaman sultan dan permaisuri.
Di tengah keraton terdapat kolam dengan perahu, taman, dan pohon buah-buahan. Di antara keraton Kuto Besak dan keraton Lamo, terdapat jalan menuju mesjid utama kerajaan
Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa.
Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Berapa banyak ya telur yang digunakan. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun.
Keraton ini ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Februari 1797.
Keraton baru berdiri di posisi strategis, sekaligus sangat indah. Posisinya menghadap ke Sungai Musi.
Pada masa itu, Kota Palembang masih dikelilingi oleh anak-anak sungai yang membelah wilayah kota menjadi pulau-pulau.
Kuto Besak pun seolah berdiri di atas pulau karena dibatasi oleh Sungai Sekanak di bagian barat, Sungai Tengkuruk di bagian timur, dan Sungai Kapuran di bagian utara.
Benteng Kuto Besak saat ini ditempati oleh Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.
Artikel Terkait
Benteng Kuto Besak (BKB) Ultah, Beredar Ajakan Ngonten Ucapan Selamat di Medsos