“Yang menarik, lahan ini milik warga, milik Pak Ajid dan Ibu Rusdian, yang awalnya bukan destinasi wisata. Karena masyarakat melihat potensi dan banyak sekali warga melakukan pemotretan prewedding, akhirnya tempat ini menjadi destinasi wisata yang penuh inovasi,” ujarnya.
Untuk mencapai Danau Ngade, wisatawan bisa menempuh perjalanan dari Kota Ternate menuju Danau Ngade sekitar 10 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih sekitar 30 sampai 45 menit menggunakan kendaraan roda dua atau mobil. Wisatawan hanya membayar uang parkir sebesar Rp5.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat.
Menparekraf Sandiaga membeberkan, saat perhelatan KTT G20, sebelum meninggalkan Bali, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, sempat mengatakan kepadanya bahwa Indonesia memiliki keindahan, sumber daya alam, dan keramahtamahan budaya yang luar biasa. Oleh karena itulah, Menparekraf Sandiaga berharap, hal itu bisa senantiasa dihadirkan dan dioptimalkan di titik-titik wisata Indonesia.
“Kami akan dorong ini bersama Pak Wali Kota, kita kembangkan Ternate, Maluku Utara, sebagai provinsi terbahagia di Indonesia, terendah inflasi, terendah pengangguran, dan tertinggi pertumbuhan ekonominya. Kita akan pastikan untuk mampu menciptakan 1,1 juta lapangan kerja tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja baru pada 2024,” katanya.
Objek wisata di Ternate tidak hanya pantai yang indah. Di Kota Ternate terdapat Kedaton Sultan Ternate, Masjid Sultan, kuliner hasil laut, buah duku yang manis, serta pemandangan alam dan kampung yang khas. Bahkan hotel-hotel modern sudah tersedia, lalu ada angkutan umum dengan jalan yang mulus memudahkan wisatawan mengelilingi kota tua yang berada di kaki Gunung Gamalama itu.
Walaupun ibu kota sudah pindah ke Sofifi, di pulau seberang, sebagian besar pegawai pemerintahan tetap tinggal di Ternate. Untuk pergi-pulang ke kantor di Sofifi, tersedia angkutan laut yang siap menyeberangkan mereka di waktu pagi dan sore hari.
Indonesia.go.id (***)