Dongkrak Kunjungan, Berikan Kepercayaan Pada Wisatawan

photo author
- Jumat, 24 Februari 2023 | 17:08 WIB
Kepercayaan wisatawan
Kepercayaan wisatawan

 

KetikPos.com - Sudah saatnya seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air, berkolaborasi dan saling mendukung dalam upaya meningkatkan mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata di tanah air, pascapandemi COVID-19 ini karena itu untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dengan kembalinya kepercayaan yang kuat kepada para wisatawan, merupakan kunci sukses dalam upaya pemulihan sektor pariwisata di tanah air dan ekonomi kembali bangkit.

“Indonesia mengalami lack of trust of destination dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, sehingga kita harus berupaya bersama meningkatkan kepercayaan terhadap wisatawan,” ungkap Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Sabtu 27 Juni 2020.

Nia Niscaya
Nia Niscaya, photo by Kementrian Pariwisata
Hal itu diungkapkan Nia, saat berbicara dalam bincang bisnis daring ASITA bertajuk “Sinergi ASITA dan Pemerintah Menyikapi Kebijakan New Normal Pariwisata Indonesia”. Lebih lanjut Nia mengatakan, bahwa penurunan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi akibat COVID-19 sebenarnya terjadi di seluruh negara di dunia.

Sementara itu, di Indonesia, seiring dengan penanganan COVID-19 oleh pemerintah, sentimen dari sejumlah negara terhadap pasar Indonesia sudah mengalami pertumbuhan positif dari yang sebelumnya berada di zona merah atau di bawah 0 persen, namun saat ini sudah mengalami titik cerah.

“Periode tanggal 9 hingga 16 Juni 2020, berdasarkan Sprinklr Analytic (social listening tools) sentimen sejumlah negara mulai terjadi peningkatan, tapi ini jangan lantas membuat kita cukup puas. Secara umum persepsi mereka masih sekitar 50 persen,” ujar Nia lagi.

Untuk dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan dan pariwisata nasional pada umumnya, menurut Nia, Kemenparekraf/Baparekraf telah menyusun protokol Cleanliness, Health and Safety (CHS) antara lain dalam bentuk video edukasi dan handbook yang ditujukan kepada para pelaku usaha parekraf. Selain itu juga melakukan simulasi dan uji coba penerapan protokol sekaligus mendokumentasikan sebagai bahan untuk soft campaign dan tutorial. Juga sosialiasi/pelatihan serta publikasi kepada para pelaku dan masyarakat domestik serta internasional melalui berbagai channel.

“Inilah pokok persoalan kalau bicara wisatawan. Kesuksesan Indonesia dalam penanganan COVID-19 ini bisa menjadi salah satu penilaian dalam pembentukan nation branding. Karena itu perlu sinergi dari ASITA juga perwakilan di negara-negara pasar untuk bagaimana meningkatkan kepercayaan wisatawan,” kata Nia optimis.

Berkaca dari negara-negara lain yang telah mampu pulih dari COVID-19, pasar dalam negeri akan berjalan lebih dahulu. Strategi ini juga akan dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf dengan kampanye #DiIndonesiaAja dengan segmentasi pasar keluarga, pasangan, wisatawan perorangan (FIT), dan pemerintah.

Begitu juga untuk pasar wisatawan mancanegara, dengan menyiapkan strategi kampanye #DreamNowTravelTomorrow sebagai branding protokol CHS, dengan menyampaikan pesan kepada wisman terkait protokol kesehatan dan inspiring content. Juga tetap menjaga komunikasi dengan partner di originasi dan destinasi untuk tetap hadir dan memberikan inspirasi di pasar.

“Intinya kita harus bisa hadir di pasar dengan menampilkan konten-konten yang memberi inspirasi pada wisatawan,” kata Nia lagi.

Dalam diskusi tersebut turut menghadirkan Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kosmas Harefa, Duta Besar LBPP RI untuk Singapura Ngurah Swajaya, serta Duta Besar LBPP Indonesia untuk Laos Pratito Soeharyo.

Nia Niscaya
Nia Niscaya
Mengenal Lebih Dekat, Nia Niscaya

Orangnya sigap, tegas, disiplin dan penuh dedikasi. Dialah Nia Niscaya, wanita yang sangat bersahaja. Setelah menyelesaikan gelar sarjana hukum di Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia, Nia juga sempat mengenyam pendidikan di Universitas Inggris, New South Wales, Australia untuk mendapatkan gelar magisternya, MBA yang diperolehnya pada tahun 1996.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang ( Ketik Pos )

Tags

Rekomendasi

Terkini

X