Sahilin, Sang Maestro Irama Batanghari Sembilan, Sebelum Meninggal Sempat Manggung di Banyuasin dan OKI

photo author
DNU
- Minggu, 26 Februari 2023 | 08:20 WIB
Suasana Pemakaman Sahilin, maestro irama batanghari sembilan di Pemakaman Bukit Lama, Sabtu (25/2/2023)
Suasana Pemakaman Sahilin, maestro irama batanghari sembilan di Pemakaman Bukit Lama, Sabtu (25/2/2023)

 

 Ketikpos.com -- Sahilin, maestro irama batanghari sembilan tutup usia di umur 69 tahun Sabtu (25//2023).

Seperti apa kehidupan seniman musik yang tinggal di Lorong Kedukan 2, 35 Ilir ini, berikut penuturan Saidina putra sulungnya, seperti dilansir dari Detiksumsel.com.

Diungkapkan Saidina, ayahnya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, sempat tampil menghibur warga Desa Mainan Banyuasin dan Desa Tanjung laut Pedamaran dan Desa Fajar Bulan Pedamaran OKI.

Sahilin sang maestro tembang Batanghari Sembilan telah pergi untuk selamanya menghadap Ilahi. Pria 69 tahun tersebut banyak meninggalkan kenangan kepada pecinta seni musik Batanghari Sembilan di Sumsel. Meskipun telah tutup usia, karya-karyanya
akan tetap abadi.

baca juga: Sahilin, Maestro Seni Pemantun Gitar Buah Sembilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2007

Tembang Batanghari Sembilan yang sangat dikenang hingga kini adalah "Kaos Lampu" dan "Bujang Buntu". Tembang ini selalu dibawakan setiap Sahilin saat tampil disetiap acara.

Hal ini diceritakan Saidina Putra sulung Sahilin saat jurnalis mengunjungi rumah duka di Jalan Pangeran Sido Ing Lautan Lorong Kedukan 2, RT 12/03, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang disela sela persiapan pengurus jenazah almarhum Sabtu (25/2/2023).

Menurut Saidina ayahnya sudah keliling Sumsel tampil diberbagai acara sejak dirinya masih kecil.

Sahilin memang harus selalu didampingi karena kondisinya yang terbatas. Dia mengalami kebutaan sejak kecil. Kalau bukan Saidina, maka adiknya lah yang mendampingi sang ayah kalau lagi ngejob.

baca juga: Duet Milenial Batanghari Sembilan, Randi dan Rosa, Ini dia orangnya

Biasanya tampil di acara sedekahan. Seperti sunatan, kawinan, atau syukuran.

Tapi sering juga tampil di hotel-hotel berbintang, atau acara-acara lainnya yang diadakan oleh instansi tertentu. Bahkan, acara-acara yang dihadiri pejabat-pejabat baik itu daerah maupun dari Jakarta. 

 "Kalau menurut cerita bapak, bapak belajar main gitar sejak usianya 5 tahun saat bapak cacat matanya setelah itu bapak nembang lagu,"katanya.

Dikatakan Saidina, ayahnya belajar bermain gitar secara otodidak dengan orang tuanya (kakeknya), sampai beranjak dewasa ayahnya menjadi mahir memainkan gitar dengan tembang Batanghari Sembilan sejak tahun 1973.

"Kalau di Palembang ini sudah merata bapak pernah tampil. Saya ikut menemani bapak dari tahun 2008 waktu itu sudah keliling di Sumsel," tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Sumber: Berbagai Sumber, Detiksumsel.com

Tags

Rekomendasi

Terkini

X