Ketikpos.com -- Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Dalam sejarah perkembangan Islam, masjid hadir mewarnai perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Di Sumsel, khususnya Palembang setidaknya ada 6 masjid tua yang sampai saat ini masih berdiri kokoh.
Kini, masjid bukan sekadar tempat ibadah. Tapi juga bisa menjadi objek wisata religi. Apa saja masjid-masjid tua di Palembang, seperti dilansir dari Youtube @Mangdayat diketahui
ada enam emsjid yang termasuk kategori tua dan tertua.
1., Masjid Kapuran 4 Ulu
Masjid Kkapuran 4 Ulu sekarang dikenal sebagai Masjid jami 5 Ulu. Masjid ini nerlokasi di Jl KH Azhari Kecamatan Seberang Uulu 1 Palembang. Masjid ini dibangun tahun 1909 oleh H Akil, beliau adalah pengusaha Palembang yang akhirnyo kawasan ini lebih dikenal guguk Firma H Akil.
Awalnya, pembangunannya selalu ditolak oleh Belanda. karena sudah ada mesjid Ki Merogan dan Mesjid Sungai Lumpur.
2. Mesjid Suro
Masjid Suro atau Mesjid Al Mahmudiyah terletak di pertigaam Jalan Ki Gede ing Suro dan kirangga Wira Santika 30 ilir Kecamatan Ilir Barat 2 Palembang.
Dibangun pada tahuan 1889 oleh Kiai Delamat atau Kemas H Abdurahman atas tanah wakaf Kgs H Mahmud Khotib. Namun ado versi lain menyebutkan dibangun 1906, senasib dengan Masjid Kapuran.
Samo-samo ditolak pemerintah Belando untuk mendirikan Mesjid Jamik. Mesjid Suro ini jugo pernah ditutup oleh pemerintah Belanda dikarenakan sebagai pusat dakwah yang ramai dikunjungi warga.
Khawatir Palembang akan berontak dan dianggap membahayakan, maka dipanggilah Ki Delamat dan diperintahkan untuk meninggalkan kota Palembang. Masjid Suro ditutup sekitar 36 tahun yang kemudian tahun 1919 diadakan pertemuan untuk membentuk pengurus
baru dan puncaknya tahun 1925 Masjid Ssuro sudah bisa digunakan lagi dengan nama Mesjid Al Mahmudiyah.
3. Masjid Lawang Kidul
Masjid lawang Kidul ini termasuk masjid yang pernah viral dan menggemparkan dunia. Masjid ini didirike oleh Ki Merogan atau Masagus Abdul Hamid sekitar tahun 1881, dengan namo Masjid Mujahiddin.
Masjid ini menjadi viral karno permasalahan shalat Jumat. Setelah mendapat izin pedirian dan melaksanakan shalat Jumat dari keresidenan Palembang, Masjid Lawang Kidul tidak langsung menemui jalan mulus.
Akan tetapi masih menghadapi protes dari Masjid Agung yang beranggapan pendirian Masjid Lawang Kidul ini tidak sesuai syariat. Dari protes ini akhirnya banyak fitnah dan konflik yang terjadi. Sampe puncaknyo Mufti Mekkah dan Betawi jugo melok angkat bicara. Dari konflik ini akhirnyo tercipta sekitar 12 kitab-kitab yang mengkaji mengenai hukum shalat Jumat
4. Masjid Sungai Lumpur
Masjid Sungai Lumpur ini didirike oleh Said Abdullah bin Salim Alkaff di tahun 1289 H atau 1873 masehi. Said Abdulah bin Salim Alkaff lahir dari seorang ibu bangsawan Palembang. Beliau adalah seorang pengusaha di masa itu. Beliau adalah pedagang internasional yang punyo kapal layar sendiri.
Walaupun umumnyo keluarga dari Alkaff kebanyakan bermukim di 14 ulu, Mesjid Sungai Lumpur ini dibangun di 12 Ulu, dengan pertimbangan di masa ini penduduk 12 Ulu termasuk padat penduduk.
Selain itu jugo pusat perniagaan di daerah Seberang Ulu. Memang kalu dijingok posisi masjid ini depan-depanan nian dengan Pasar 16. Selain itu memang berdampingan dengan
Sungai Aur, lokasi yang menjadi tempat pernah berdiri loji Belando, yang kemudian dihancurkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin 2.