5. Masjid Ki Merogan
Masjid Ki Merogan dibangun oleh Masagus Haji Abdulhamid, beliau adalah seorang bangsawan Palembang yang dilahirkan kurang lebih tahun 1811.
Namun ada catatan lain mengatakan lahir 1802. Beliau mengalami kehidupan di masa Kesultanan Palembang walaupun saat itu masih kecil. Lahir di lingkungan bangsawan membuat Masagus Haji abdul hamid mendapatkan pendidikan agama dengan intensif. Dikatoke Masjid Ki Merogan karno memang letaknyo lokasi masjid dan makamnya terletak di Muara sungai Ogan, anak sungai Musi, Kertapati Palembang.
Akhirnyo lebih dikenal Kiyai Muara Sungai Ogan yang lamo-lamo disebut Ki Marogan, waktu pendirian masjid Ki Merogan ini di perkirakan tahun 1871.
Yang memposisikan Masjid Ki Merogan sebagai masjid keduo tertuo yang masih berdiri di Palembang, setelah Mesjid Agung. Sehingga pada saat menjadikan mesjid ki merogan sebagai mesjid jamik idak katek hambatan dari pemerintah muapun mufti-mufti di Nusantara
6. Masjid Agung
Masjid agung Palembang adalah mesjid tertua di Palembang yang saat ini masih tetegak (berdiri). Bukan berarti masjid pertamo di Palembang.
Mesjid Agung Palembang disematkan dengan namo Mesjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, karno memang Masjid Agung adalah bagunan peninggalan di masa kesultanan Palembang Darusalam yang dibangun pada masa Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo pada tahun 1738 M (1151 H) dan peresmiannya pada hari 26 Mei 1748.
Pembangunan yang berlangsung selama 10 tahun. Karena memang dibangun oleh Sultan maka dulu dinamoi Masjid Sultan.
Perkembangan selanjutnyo, pada masa Sultan Ahmad Najamudin 1758-1774 dibangun menara Masjid Agung, yaitu menara yang di bagian barat terpisah dengan masjid.
Di masa Kesultanan, keberadaaan masjid bukan sekedar tempat ibadah, tapi jugo menjadi pusat peradaban negeri Palembang.