Karenanya, Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) kemudian berusaha mengetuk berbagai pihak untuk peduli dengan cagar budaya yang ada di Palembang yang kondisinya memprihatinkan.
"Ada ratusan benda dan tempat sejarah, sehingga palembanh disebut kota tuya, tapi kondisi nya memprihatinkan,"ujar koodinator AMPCB Vebri Alintani.
Sehingga, bersama mereka yang peduli, seperti Ali Goik, Dr Dedi Irwanto, Kemas Ari Panji, Qusoi, Dudi dan yang lainnya, menetapkan tagar #Palembangdaruratcagarbudaya.
Karena memang, dari ratusan cagar budaya yang ada, ternyata baru Pasar Cinde yang disertifikasi sebagai cagar budaya. Itupun nasibnya tragis. Begitu disertifikasi, secepat itu pula dihancurkan dan sampai sekarang pembangunan kembali pun tak ada kabarnya.
Sementara yang lainnya, baru berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB).
Baca Juga: Ziarah Akbar ke Makam Pangeran Kramo Jayo, Kadisbud Surati Asit Candra
"Perlakuan terhadap ODCB itu sebenarnya sama seperti cagar budaya. dan itudisebutkan dalam Undang-Undang," kata Kemas Ari Panji, akademisi dari Universitas Islam
negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
Dengan kondisi yang ada saat ini, tentu menjadi seakan energi baru dan suntikan motivasi baru, dengan adanya kegiatan Ziarah Akbar yang digagas oleh Panitia Bersama.
Koordinatornya, Kgs Zainuddin, mengungkapkan kegiatan ziarah akbar ini semata-mata ziarah.
"Sebagai bentuk sayang dan peduli warga Palembang dan zuriat Kesultanan Palembang Darusalam," ujar Kgs Zainuddin yang akrab dipanggil Mang Zai ini.
Ratusan orang memang dikabarkan akan meramaikan ziarah akbar ini. "Diharapkan nantinya akan menjadi agenda rutin setiap tahun, sama seperti ziarah kubro yang memang sudah
dilaksanakan rutin sebelumnya.
Apalagi, memang di Kompleks Pemakaman Pangeran Kramo Jayo itu, ada puluhan makam zuriat. Diantaranya ada, istrinya, putri dari SMB II dan makam gurunya, Ust Ali Idrus.
