Bebas Masuk Kedutaan, Silahkan Saksikan Festival di AS

photo author
- Selasa, 16 Mei 2023 | 18:48 WIB

Sejumlah pegawai KBRI dikerahkan untuk ikut membantu mengatur antrean pengunjung. Tampak beberapa penanda budaya khas Indonesia seperti payung adat dari Bali turut dipajang di luar pagar KBRI. Semakin mendekati waktu dibukanya pintu kompleks KBRI yang berhalaman asri dengan tanaman perdu dan rumput menghijau, antrean makin panjang.

Panitia memutuskan untuk meminta pengunjung membentuk dua barisan dan hampir menutupi lebar trotoar. Tepat pukul 10.00 pintu gerbang pun dibuka dan mereka secara tertib bergerak menuju sebuah tenda putih kecil dan menyerahkan semacam buku mirip paspor untuk mendapatkan stempel Indonesia.

Ini merupakan salah satu daya tarik dari Passport DC, karena setiap kali berkunjung ke kantor kedutaan, masyarakat akan langsung mendapatkan stempel, mirip ketika kita melewati loket imigrasi ketika akan memasuki suatu negara. Buku mirip paspor itu disediakan oleh penyelenggara yang dibagikan ketika masyarakat mendaftarkan diri kepada Events DC.

Promosi Budaya-Pariwisata

Duta Besar Rosan Roeslani menyambut langsung setiap pengunjung yang memasuki gedung KBRI. Mereka disuguhi beragam atraksi budaya seperti tari dari Bali dan tari jaipong.

Pengunjung juga bisa menikmati sajian musik tradisional, dan tentu saja aneka masakan khas Indonesia dengan citarasa rempah yang kuat dan menggoda selera. Pihak KBRI juga turut mempromosikan objek-objek wisata terkenal di Indonesia selain Pulau Dewata seperti Raja Ampat, Bunaken, Danau Toba, dan Candi Borobudur.

Mereka juga bisa melihat dan menjajal cara membuat batik serta belajar seni beladiri pencak silat. Keduanya adalah seni budaya asli Indonesia yang telah mendunia. Bahkan batik telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu Warisan Dunia Takbenda. Pihak KBRI juga turut membagikan berbagai produk terkenal dari Indonesia seperti kopi dan teh, mie goreng serta agar-agar dan menjadi rebutan pengunjung.

Diaspora Indonesia yang mahir membatik, Ratna Cary, begitu bersemangat menceritakan hal ikhwal terkait batik. Misalnya, mengenai jenis-jenis pembuatan batik seperti metode batik tulis dan batik cap beserta motif-motif favorit. "Saya sangat bangga bisa mengenalkan Indonesia lewat batik dan mengajak pengunjung untuk ikut membatik. Semua yang disuguhkan mendapat respons yang sangat baik," ujarnya seperti dilansir VOA.

Salah satu pengunjung bernama Ellie yang berasal dari Massachusetts berbagi pengalamannya mengikuti acara ini. Ia mengaku baru saja pindah ke Washington dan tertarik untuk ikut Festival Passport DC karena ingin mengetahui lebih jauh tentang budaya bangsa lain. "Hari ini sangat luar biasa karena saya bisa mengenal Indonesia lebih jauh dan tentunya membuat saya ingin berwisata ke Indonesia," ujarnya.

Membanjirnya masyarakat mengunjungi kompleks KBRI ikut ditunjang oleh daya tarik gedung kedubes yang merupakan salah satu gedung bersejarah (historical heritage) di AS. Dulunya bangunan berdesain klasik itu dikenal sebagai Walsh Mansion lantaran pernah menjadi kediaman dari salah satu orang terkaya di AS pada masa lampau, Thomas F Walsh. Ia adalah pemilik tambang emas terbesar di Colorado dan membangun rumahnya itu pada 1903 lampau.

Pemerintah Indonesia masih mempertahankan keaslian bentuk bangunan serta merawat keasriannya. Pengunjung juga dapat melihat Ruang Presiden yang berisi foto-foto presiden yang pernah memerintah di Indonesia. Terdapat sebuah tangga terbuat dari kayu mahoni warna cokelat tua dan telah berusia di atas 120 tahun dan menghubungkan lantai satu dengan lantai dua.

Uniknya, pada bagian tengah tangga ini seperti membelah membentuk huruf "Y". Tepat di persimpangannya ada dua patung penari Roma seperti sedang menyambut siapa pun yang datang. Lokasi ini menjadi favorit pengunjung untuk berfoto karena desainnya sangat indah dan klasik.

Hal lain yang tak boleh dilewatkan adalah melihat replika dari Hope Diamond, sebuah perhiasan berlian warna biru 45 karat yang diletakkan di dalam sebuah kotak kaca. Dulunya perhiasan tersebut dimiliki oleh Evalyn Walsh-McLean, putri dari Thomas Walsh.

"Saya bersyukur akhirnya bisa masuk ke dalam kantor KBRI ini. Karena sebelumnya saya hanya bisa melihat dari luar saja setiap kali melintasi jalan di depan kedutaan ini," kata Henry William, warga setempat memboyong keluarganya ke acara Passport DC di KBRI.

Dubes Rosan gembira dengan tingginya animo masyarakat AS berkunjung ke KBRI saat Passport DC. Pihaknya mencatat, dalam satu hari open house itu, KBRI menerima kunjungan dari sekitar 5.100 masyarakat AS.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ujang ( Ketik Pos )

Rekomendasi

Terkini

X