KetikPos.com -- Profesinya boleh jadi memang seorang dokter. Bahkan, gelar akademik tertinggi pun sudah diraihnya, doktor.
Tapi kalau soal puisi. Itu digelutinya sejak berseragam putih merah. Maka, paggung demipanggung pun dilakoninya di lomba-lomba puisi, bahan hingga bangku kuliah.
even-even yang diikutinya pun bahkan hingga kancah nasional. Karena seringnya menang, di pun digelari singa panggung. Tak ada gelar juara yang tak disapunya kala itu.
Pasangannya yang tak kalah 'melawan' di panggung puisi adalah almarhumah Emmi Deseri.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang yang juga Mantan Ketua Dewan Kesenian Sumatra Selatan (DKSS) Zulkhair Ali mengatakan, dulu barangkali bisa dihitung dengan jari anak-anak sekolah yang tak hapal puisi Chairil Anwar, Aku.
Walaupun sekarang, mungkin sudah agak-agak lupa.
Karenanya, begitu diundang membaca puisi di peringatan 101 tahun Chairil Arwar di Padepokan Rendevouze, diapun berat untuk menolak.
Baca Juga: PU KetikPos, Baca Puisi Dalam Peringatan Hari Lahir Chairil Anwar
"Apalagi, sebelumnya sudah dua kali diundang dan diajak, belum bisa memenuhi," kata ZA Narasinga, nama panggung dokter Zulkhair Ali.
"Dulu hapal semua, kito sekarang mungkin sudah lupa," kata dokter kelahiran Riau ini.
Waktu di Riau, kala kecil Narasinga belum tahu kalau ada nama Jalan, Tulus itu adalah ayahnya Chairil Anwar.
Ternyata, ayah Chairil Anwar adalah seoarang bupati, dan namanya diabadikan di salah satu jalan di Riau. "Itu baru saya ketahui jauh setelah beranjak dari usia anak-anak dulu," paparnya.
Kali ini, tampir bersama tuan rumah, Fir Azwar, Dr Hj Latifah Ratnawati, Vebri Alintani, Dr Tarech Rasyid, SMB IV RM Fauwass Diraja, Reza Pahlevi, JJ Polong dan seniman-budayawan lainnya, Narasinga membawakan dua puisi.
Satu puisi Chairil yang pernah dibacakannya waktu SD dulu, satu lagi puisi karyanya tentang anak-anak.