KetikPos.com -- Pembangunan kebudayaan yang banyak dilakukan oleh pemerintah, sering abai dalam melibatkan masyarakat, termasuk komunitas-komunitas budaya.
Padahal dalam kenyataannya budaya merupakan sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat atau kelompok komunitas budaya tertentu.
Akibatnya, pembangunan kebudayaan yang mestinya menjadi kekuatan pembentuk nilai-nilai, baik moral, etika dan estetika yang ujungnya berpengaruh pada pola sikap dan perilaku masyarakat pendukungnya. Justru acapkali tampil sebaliknya, kehilangan makna dari pendukung budaya tersebut.
Vebri Al-Lintani yang memiliki nama asli Febri Irwansyah mengingatkan pada kondisi tersebut perlu ada orang yang mau berjuang dalam kebudayaan.
Baca Juga: Hadiah Besar Bagi Seniman Palembang, Sekretariat DKP dan Gedung Kesenian
Kekayaan dan kebinekaan budaya bangsa Indonesia merupakan modal dasar yang kuat dalam pembangunan. Termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel).
Gedung Kesenian Pekalongan
"Nah, saya terinspirasi juga. Jika kelak diberi kesempatan. Insya Allah untuk berjuang agar di Pekalongan ada juga gedung kesenian yang refresentatif. Misalnya di kawasan kota lama Jetayu yang juga banyak eks gedung Belanda yang tidak terpakai. Agar para seniman bisa menggelar kreasi seni dan budaya di sana”, kata Muhammad Ali Sodiq mahasiswa peserta Modnus Unsri yang berasal dari Jurusan Teknik informatika, STMIK Widya Pratama Pekalongan.
Dia terilhami dari inspirasi perjuangan budaya yang dilakukan Budayawan Sumsel Vebri Al-Lintani.
Sebelumnya Vebri sempat menceritakan bagaimana dirinya dan kawan-kawan memperjuangkan agar eks gedung Societiet dapat menjadi Gedung Kesenian di Palembang.
Aset Berharga
Bagi Budayawan Sumsel Vebri Al-Lintani, pemerintah telah menyadari bahwa khazanah kebudayaan di Indonesia merupakan aset yang sangat berharga.
Oleh karenanya, pembangunan kebudayaan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia.
Paparan tersebut disajikan oleh Budayawan Sumsel Vebri Al-Lintani di tengah kegiatan inspiratif mahasiswa modul Nusantara dibawah koordinasi dosen Dr Dedi Irwanto di Roca Cofee & Resto Demang Lebar Daun, Senin (13/11) ditengah 23 orang mahasiswa modul kelompok Ekplorasi Peradaban Sriwijaya.