Pementasan dan workshop Dulmuluk di Gedug Kesenian itu sendiri dipercayakan penyelanggaraannya kepada Randi Putra Ramadhan, putra Johan Saad, yang diudukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan BPK) Sumsel Wilayah VI.
Baca Juga: Resmikan Penggunaan Gedung Kesenian Palembang
Karenanya, Kepala BPK Sumsel Wilayah VI Kristanto Januardi hadir dan membuka acara ini.
Sementara itu, Budayawan Vebri Alintani menyatakan bahwa adanya ritual sesajen daam pementasan Dulmuluk, merupakan bagian dari seni dan budaya yang harus dilestarikan.
"Itu merupakan bagian yang tak terpisah. Meski demikian, di zaan- sekarang tentu saja ada hal-hal yang masih bisa dipertahankan dan ada yang tidak perlu dipertahankan," katanya.
Akademisi Hasan, menyatakan bahwa ritual sesajen itu sebenarnya merupakan upaya mensugesti pemain agar punya kepercayaan diri.
"Sehingga saat main, bisa semakin percaya diri dan bisa total memerankan tokohnya," ujarnya.
Disebutkannya, dalam teater modern yang kemudian diwarnai pengaruh barat, banyak cara mensugesti ini. Diantaranya melalui proses latihan dan persiapan.
Baca Juga: Duet Milenial Batanghari Sembilan, Randi dan Rosa, Ini dia orangnya
Dengan latihan dan persiapan yang matang juga bisa meyakinkan para pemain saat tampil dipanggung.
Dan banyak cara lain untuk mensugesti pemain dalam memainkan perannya yang sebenarnya memang buka dirinya sendiri.
Plt Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Palembang Isnayanti menyambut keterlibatan BPK dalam upaya pelestarian seni tradisional, termasuk Dulmuluk.
"Ini semacam suntuk bagi Dinas Kebudayaan dan seniman Palembang," ujarnya.
Siapa sosok Johan Saad?
Dikutip dari laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, Johar Saad adalah pendiri Sanggar Seni Harapan Jaya yang beralamat di Perum Patra Sriwijaya, Kecamatan Gandus, Palembang.