Dua perwira Cina pertama yang memimpin wilayah 7 Ulu dan sekitarnya, Mayor Tumenggung dan Mayor Putih, memberikan gambaran tentang kedudukan istimewa masyarakat Cina di Palembang.
Pertemuan Budaya dan Perkawinan Antar Etnis
Kapitan tidak hanya bekerja sama dengan pemerintah Belanda, tetapi juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat pribumi.
Baca Juga: Al Quran Terbesar dari Kayu Tembesu: Simbol Kebesaran dan Keagungan di Palembang
Banyak dari mereka menikah dengan penduduk setempat, menciptakan keharmonisan antar etnis.
Ini terlihat dalam berbagai upacara keagamaan di kampung yang dihadiri bersama.
Kejayaan dan Tantangan Kampung Kapitan
Meskipun telah menyimpan sejarah panjang, Kampung Kapitan kini menghadapi tantangan.
Bangunan-bangunan kuno mulai mengalami kerusakan, dan taman yang dulu indah kini terbengkalai.
Namun, Kampung Kapitan masih dijaga oleh Tjoa Kok Lim, cucu kapitan terakhir, sebagai bentuk pelestarian sejarah.
Harapan untuk Masa Depan Kampung Kapitan
Keindahan Kampung Kapitan, baik dari segi arsitektur maupun harmoni antarbudaya, layak untuk dijaga dan dilestarikan.
Baca Juga: Jembatan Ampera Palembang: Melintasi Sejarah Penghubung Sungai Musi dengan Megah dan Elegan
Semoga, dengan upaya pelestarian dan perhatian dari masyarakat setempat, Kampung Kapitan dapat terus menjadi saksi bisu kejayaan serta keberagaman budaya yang membanggakan Palembang dan Indonesia.