Jalur Transportasi Sungai Musi: Sungai Musi, yang melintasi Palembang, dianggap sebagai jalur utama transportasi air ke laut pada masa Sriwijaya.
Keberadaan sungai ini memudahkan akses ke laut dan memperkuat posisi strategis Palembang sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan.
Baca Juga: Bangkitkan Kejayaan Sriwijaya, Festival Candi Bumi Ayu DigelarPeninggalan Arsitektural: Struktur terakota yang ditemukan di situs Makam Gde Ing Suro dianggap sebagai sisa-sisa bangunan istana Sriwijaya.
Peninggalan arsitektural ini memberikan indikasi kuat tentang keberadaan pusat pemerintahan di Palembang.
Catatan Sejarah: Catatan sejarah dari musafir-musafir asal India, Arab, dan China juga menunjukkan Palembang sebagai pusat kekuasaan Sriwijaya.
Penyebutan nama Sriwijaya dalam catatan-catatan tersebut menegaskan keberadaan kerajaan ini di wilayah Palembang.
Baca Juga: Menemukan Surga Alam Bumi Sriwijaya: Mengungkap Keindahan dan Keajaiban Sumatera Selatan.
Pertentangan dengan Lokasi Lain:
-
Pandangan yang Berpindah-Pindah: Beberapa pendapat menyatakan bahwa pusat pemerintahan Sriwijaya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, seperti Riau, Binanga, atau bahkan ke luar Nusantara.
Namun, pandangan ini kurang didukung oleh bukti-bukti arkeologis yang kuat.
-
Keberadaan di Luar Sumatra: Pendukung pandangan ini berargumen bahwa Sriwijaya bisa jadi berpusat di luar Sumatra, seperti di Thailand atau Kamboja.
Namun, argumen ini belum memiliki dukungan arkeologis yang memadai.
Baca Juga: Tari Gending Sriwijaya Dilarang Digunakan Menyambut Pengantin, karena Menurunkan Nilainya
Dengan mempertimbangkan berbagai bukti dan argumen, pandangan pro-lokasi Palembang mendominasi dalam kajian terkini.
Temuan arkeologis, penelitian sejarah, dan keterkaitan dengan tokoh-tokoh penting pada masa Sriwijaya semakin mengukuhkan Palembang sebagai lokasi pusat kekuasaan yang mendamaikan dan membuka lembaran baru dalam pemahaman sejarah Sriwijaya.