Selama bekerja di Insfeksi Kebudayaan Kota Palembang, Anna Kumari aktif mengorganisir lomba tari massal.
Ia menyadari bahwa menjadi Penilik Kebudayaan tidak harus terus berada di kantor.
Anna Kumari sering merancang dan melaksanakan lomba tari massal, yang melibatkan waktu dan upaya yang cukup besar.
Namun, semangatnya untuk memperkaya kebudayaan dan seni di Palembang membuatnya terus berkontribusi.
Anna Kumari mengakui bahwa selama menjadi PNS, ia sering dipindah tugaskan.
Mulai dari Insfeksi Daerah Kebudayaan Kota Palembang, kemudian pindah ke Kator Wilayah, dan menjadi Penilik Kebudayaan di Kantor Dinas Kebudayaan Kecamatan Seberang Ulu I Palembang.
Setelahnya, Anna Kumari dipindahkan lagi ke Kantor Dinas Pendidikan Kecamatan Ilir Timur II Palembang, hingga akhirnya menjadi Penilik Kebudayaan di Seberang Ulu Palembang.
Anna Kumari pensiun dari Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2005, saat usianya mencapai 60 tahun.
Cinta dan Seni: Pernikahan dengan Hakky Alian
Anna Kumari pertama kali bertemu dengan Hakky Alian di Jakarta pada tahun 1971.
Saat itu, Anna Kumari bersama tim kesenian Sumatera Selatan memainkan drama tradisional "Sang Kedidi dan Sang Buta Turu" di Taman Mini Indonesia Jakarta.
Hakky Alian, yang merupakan anggota DPR-GR Provinsi Sumatera Selatan dari Partai Syarikat Islam, tertarik dengan kesenian Anna Kumari dan aktifitasnya.
Setelah pulang ke Palembang, Hakky Alian sering datang ke rumah Anna Kumari.
Sebelumnya, Hakky Alian sudah sering berkunjung ke rumah Amantjik Rozak untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah kemasyarakatan dan organisasi Persatuan Syarikat Islam.
Setelah dua tahun menjalin hubungan, Hakky Alian akhirnya melamar dan menikahi Anna Kumari.