Pada tahun 2000, dengan berat hati, pintu bioskop ini ditutup untuk selamanya.
Penurunan minat masyarakat dalam menonton film menjadi salah satu alasan utama di balik keputusan ini.
Kesulitan membayar gaji karyawan juga turut berperan dalam keputusan pahit tersebut.
Tutupnya Bioskop Presiden mengakhiri babak penting dalam sejarah hiburan Kota Prabumulih.
Baca Juga: Martabak HAR, sempat Dikenal dengan Nama Martabak Eliite
Bioskop King: Alternatif Hiburan Terjangkau
Di sisi lain kota, Bioskop King muncul sebagai alternatif bagi mereka yang ingin menikmati hiburan film dengan anggaran terbatas.
Mengambil alih gedung bekas Bioskop Mawar yang sudah tidak berfungsi, Bioskop King memberikan harapan baru bagi para penikmat film di Kota Prabumulih.
Meskipun tidak sebesar Bioskop Presiden, Bioskop King berhasil menarik perhatian penonton dengan harga tiket yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Jejak Emas Bioskop Nasional Prabumulih: Mengenang Gemerlapnya Layar Lebar di Masa Lalu
Perbedaan antara Bioskop Presiden dan Bioskop King tidak hanya terletak pada ukuran dan fasilitasnya, tetapi juga pada sasaran penontonnya.
Bioskop King lebih menargetkan penonton dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yang ingin menikmati hiburan film tanpa harus menguras kantong mereka.
Dengan kursi yang sederhana dan fasilitas yang minim, Bioskop King tetap menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat
*Kenangan yang Abadi*