Baca Juga: Benteng Marlborough: Landasan Sejarah yang Kokoh di Tanah Bengkulu
Proyek ini menelan biaya besar dan waktu yang panjang, menimbulkan kontroversi tentang pengelolaan dana yang tidak jelas.
Tetapi ketidakpastian itu menghilang di hadapan kehebatan Benteng Belgica yang baru.
Dengan tembok-tembok kokohnya, benteng ini kembali berdiri megah pada tahun 1672.
Kemegahan Benteng Belgica juga diikuti dengan tantangan yang berat. Persoalan pasokan air, misalnya, menjadi masalah serius bagi penghuninya.
Baca Juga: Benteng Kuto Besak (BKB) Terbuat dari Telur dan Rebusan Tulang
Untuk mengatasi hal ini, diputuskan untuk menggali sumur dan membangun bak penampungan air di dalam benteng.
Pada tahun 1795, benteng ini menjalani masa pemugaran oleh Francois van Boeckholtz, Gubernur Banda terakhir.
Tetapi, tak lama berselang, pada tanggal 8 Maret 1796, dalam serangan yang terampil, pasukan Inggris merebut Benteng Belgica. Ini membuka jalan bagi Inggris untuk mengendalikan Banda.
Baca Juga: Lawang Borotan (Gerbang Sisi Barat) Benteng Kuto Besak: Monumen Kejayaan dan Perjuangan Palembang
Meskipun berabad-abad telah berlalu, Benteng Belgica masih berdiri gagah.
Pada tahun 2015, pengakuan sebagai Cagar Budaya diberikan padanya, menambah deretan penghargaan atas warisannya yang megah.
Kini, Benteng Belgica menjadi salah satu daya tarik utama di Banda Neira, mengundang wisatawan dari berbagai penjuru dunia untuk menyaksikan kejayaan masa lampau yang tak terlupakan.