KetikPos.com-- Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang adalah salah satu peristiwa heroik yang menunjukkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Di antara tokoh-tokoh yang berjuang dalam pertempuran ini, nama Lettu A. Rivai mencuat sebagai simbol keberanian dan pengorbanan.
Demikian, antara lain disampaikan Ketua Peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam Palembang (P5H5M) , Vebri Alintani, saat pembukaan Peringatan P5H5M di Gedung Kesenian, Sabtu (28/12/2024).
Peringatan ini sendiri dilaksanakan hingga 1 Januari 2025 yang merupakan puncaknya.
Karena, P5H5M pada tahun 1947, meletus di tanggal 1 Januari.
Baca Juga: Pertempuran Lima Hari Lima Malam Palembang: Perjuangan yang Terus Dikenang dan Dibesarkan
Kisah Perjuangan Lettu A. Rivai
Lettu A. Rivai adalah salah satu perwira yang berada di garis depan perlawanan rakyat Palembang terhadap pasukan Belanda. Ia menjadi komandan yang memimpin para pejuang dengan semangat tak kenal lelah, meskipun pertempuran berlangsung dengan kekuatan yang tidak seimbang.
Namun, hanya dua hari setelah pertempuran berkecamuk, Lettu A. Rivai gugur di medan perang. Jenazahnya ditemukan di aliran sebuah anak sungai, sebuah tanda bahwa ia bertempur hingga titik darah penghabisan. Pengorbanannya menjadi simbol keberanian dan tekad rakyat Palembang untuk mempertahankan kemerdekaan.
Penghormatan Abadi: Nama Jalan Lettu A. Rivai
Untuk mengenang jasa besar Lettu A. Rivai, namanya diabadikan sebagai nama jalan penting di Palembang. Jalan Lettu A. Rivai membentang dari simpang empat Charitas hingga simpang empat Bukit Besar, menghubungkan dua kawasan strategis di kota ini. Penamaan jalan ini adalah bentuk penghormatan yang abadi kepada seorang pahlawan yang telah memberikan hidupnya demi tanah air.
Peran Sentral dalam Pertempuran Lima Hari Lima Malam
Pertempuran Lima Hari Lima Malam sendiri menjadi salah satu bukti nyata keberanian rakyat Palembang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dipicu oleh agresi militer Belanda yang ingin merebut kembali kendali atas Indonesia, rakyat dan militer Indonesia di Palembang bersatu untuk melawan.
Lettu A. Rivai, bersama rekan-rekannya, berperan sebagai ujung tombak dalam pertahanan. Mereka menghadapi serangan artileri berat Belanda dengan senjata seadanya, tetapi semangat juang mereka tidak pernah surut. Gugurnya Lettu A. Rivai menjadi momen yang menyayat hati, tetapi juga memacu semangat para pejuang untuk terus bertahan hingga akhir pertempuran.
Makna Pengorbanan bagi Generasi Kini