“Kami ingin dunia tahu bahwa Palembang tidak hanya tentang pempek. Kami punya songket, sejarah kesultanan, arsitektur kolonial, hingga jejak Sriwijaya yang mendunia. Semua itu adalah potensi besar yang harus terus digaungkan,” tegasnya.
Penampilan Palembang dalam Street Performance ini pun menjadi pembuka mata, bahwa warisan budaya bukan hanya untuk dilestarikan secara simbolis, tetapi juga dihidupkan, ditampilkan, dan dibanggakan di ruang-ruang publik yang luas.
Membawa Pulang Kehangatan, Meninggalkan Jejak Elegan
Ketika arak-arakan budaya Palembang perlahan berjalan melewati kerumunan, terdengar tepuk tangan meriah dan sorakan kagum dari para penonton lokal maupun wisatawan mancanegara.
Tak sedikit yang mengabadikan momen tersebut dalam gawai mereka, membagikannya ke media sosial dengan penuh kekaguman.
Baca Juga: Dr. Wijang Widhiarso Buka Suara Soal Pencabutan Status Dosen Tetap di Universitas MDP
Dengan membawa semangat dari tanah Sriwijaya, kontingen Palembang pulang bukan hanya dengan rasa bangga, tetapi juga meninggalkan jejak elegan budaya yang menginspirasi. Malioboro malam itu bukan hanya saksi dari parade budaya, tapi juga panggung perayaan akan jati diri bangsa yang kaya, indah, dan tak lekang oleh waktu.