Lebih lanjut, Dr. Ninik menyoroti peran krusial media dalam Pilkada 2024. "Fungsi pers dalam memberikan kepercayaan kepada publik sangat penting, terutama di Sumatera," katanya, menjelaskan bagaimana media mainstream masih menjadi rujukan utama masyarakat dalam mencari informasi.
Namun, tantangan tidak sedikit. Dalam suasana perebutan kekuasaan yang semakin ketat, independensi media menjadi kunci. Dr. Ninik menekankan agar insan media tidak terlibat secara langsung dalam politik praktis.
"Insan media yang terlibat dalam kontestan atau menjadi tim sukses mohon untuk mengundurkan diri sejenak sebagai wartawan atau terkait pers," tegasnya, memastikan bahwa media tetap netral dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik tertentu.
Kemerdekaan pers, yang menjadi filosofi dalam setiap tindakan jurnalistik, harus dijaga dengan baik.
"Ini adalah kepentingan warga negara yang tertanam dalam UUD 1945," tambahnya, mengingatkan bahwa independensi media adalah fondasi dari demokrasi yang sehat.
Dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh berbagai organisasi pers seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), dan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), suasana kolaboratif terasa kuat.
Bersama-sama, mereka menggarisbawahi pentingnya menjaga profesionalisme dan integritas dalam meliput setiap tahapan Pilkada 2024.
Dengan semangat yang berkobar-kobar, Workshop Peliputan Pemilu/Pilkada 2024 di Provinsi Sumatera Selatan telah memberikan pijakan yang kokoh dalam upaya memastikan bahwa demokrasi Indonesia tetap berjalan dengan lancar dan transparan.
Aryaduta Hotel Palembang menjadi saksi sejarah bagi perjuangan melawan ketidakbenaran dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.(***)