Dalam banyak kasus, kekuasaan eksekutif yang otoriter muncul di tengah krisis, baik itu krisis ekonomi, keamanan, atau politik. Dalam situasi ini, masyarakat seringkali lebih memilih stabilitas daripada kebebasan.
Pemberlakuan Keadaan Darurat: Pemimpin dapat menggunakan krisis sebagai alasan untuk memberlakukan keadaan darurat, menangguhkan hak-hak sipil, dan memperkuat kekuasaan mereka dengan dalih menjaga ketertiban atau keamanan.
Janji "Kuat dan Cepat": Pemimpin otoriter seringkali menjanjikan solusi cepat dan kuat terhadap masalah yang ada, yang mana hal ini sangat menarik bagi masyarakat yang sudah lelah dengan proses demokrasi yang panjang dan berbelit-belit.
Kombinasi dari faktor-faktor ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi eksekutif untuk mengonsolidasikan kekuasaannya. Dalam kondisi seperti ini, lembaga-lembaga lain yang seharusnya berfungsi sebagai penyeimbang justru menjadi mangsa yang dimanipulasi atau dihancurkan. Pertarungan antara kekuasaan dan kebebasan pun menjadi semakin relevan, menuntut masyarakat sipil, akademisi, dan media yang independen untuk terus berjuang menjaga fondasi demokrasi.
(as)
#DemokrasiTerkepung #EksekutifFullPower #CheckAndBalancesLumpuh #KrisisDemokrasi #RakyatVsKekuasaan #SelamatkanDemokrasi #Lawancorupsi #KebebasanBersuara #DemokrasiUntukRakyat #JagaInstitusi