Meski tidak secara eksplisit menyebut pihak tertentu, isi tausiyah Habib Rizieq jelas menyentil realitas Indonesia hari ini:
• Krisis moral di kalangan elite politik: janji yang mudah diingkari, rakyat yang ditipu, dan kekuasaan yang dipakai untuk kepentingan pribadi.
• Ketidakadilan hukum: hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
• Hilangnya kejujuran dalam birokrasi dan ekonomi: dari praktik korupsi hingga manipulasi kebijakan.
Menurutnya, semua problem bangsa ini bukan sekadar soal teknis pemerintahan, tetapi akar utamanya adalah hilangnya akhlak. Karena itu, solusi sejati adalah revolusi akhlak, bukan sekadar reformasi politik.
Strategi Revolusi Akhlak: Jalan Damai dan Spiritual
Habib Rizieq menekankan bahwa revolusi akhlak bukan berarti kekerasan, apalagi perebutan kekuasaan berdarah. Revolusi ini adalah revolusi damai, berbasis spiritualitas dan moralitas.
• Ia mengajak umat memulai dari diri sendiri: menjaga shalat, membangun keluarga yang bersih, dan menanamkan kejujuran sejak dini.
• Ia mengingatkan agar umat tidak terprovokasi dengan aksi-aksi destruktif, kecuali ada arahan jelas dari ulama.
• Ia memilih Maulid Akbar sebagai momentum konsolidasi moral, bukan turun ke jalan dengan kemarahan.
Dengan demikian, revolusi akhlak diposisikan sebagai jalan tengah: keras dalam prinsip, namun damai dalam metode.
Maulid sebagai Pendidikan Politik Akhlak
Maulid Akbar FPI bukan sekadar seremonial perayaan kelahiran Nabi. Ia menjadi panggung edukasi politik akhlak.
• Jamaah belajar bahwa cinta Rasulullah harus diwujudkan dengan meneladani akhlak beliau.
• Umat memahami bahwa perjuangan sosial dan politik tanpa akhlak hanya akan melahirkan penindasan baru.
• Maulid menjadi ruang konsolidasi umat Islam, menyatukan energi dalam satu visi: memperbaiki bangsa dengan akhlak mulia.
Harapan untuk Indonesia: Negeri yang Berkah
Di penghujung tausiyah, Habib Rizieq menyampaikan doa dan harapan agar Indonesia kembali menjadi negeri yang penuh keberkahan. Ia menegaskan:
• Jika rakyat berakhlak, bangsa akan kuat.
• Jika pemimpin berakhlak, rakyat akan sejahtera.
• Jika sistem dijalankan dengan akhlak, negara akan selamat.
Seruan ini bukan utopia, melainkan cita-cita yang mungkin diwujudkan jika umat bersatu menegakkan nilai-nilai Islam yang mulia.
Dari Petamburan, Gema Revolusi Akhlak Bergema