“Orang kecil, orang lemah harus dibela, harus dibantu. Kalau perlu, hakim, jaksa, atau polisi pakai uangnya sendiri ganti ayamnya, bantu anaknya. Itu baru adil,” katanya, disambut tepuk tangan hadirin.
Era Digital: Rakyat Bisa Langsung Lapor ke Presiden
Prabowo juga mengingatkan bahwa di era digital saat ini, masyarakat memiliki akses luas untuk menyuarakan keluhan dan ketidakadilan, bahkan langsung kepada Presiden.
“Sekarang rakyat kita pandai, punya gadget. Kalau ada apa-apa, mereka bisa langsung lapor ke Presiden. Jadi hati-hati. Saya harus membela mereka, dan saudara-saudara harus bantu saya menegakkan kebenaran,” tuturnya.
Presiden menegaskan, negara akan berdiri di pihak yang benar, dan tidak akan ragu menghadapi pihak mana pun yang melanggar hukum.
“Yang kuat akan tetap kuat, tapi kalau yang kuat melanggar hukum, kita adu kekuatan. Kuat negara atau kuat mereka? Jangan mereka kira Indonesia lemah,” tutupnya.
Latar Acara: Rp13,2 Triliun Uang Negara Diselamatkan
Pidato tegas tersebut disampaikan Prabowo dalam acara simbolik penyerahan uang hasil tindak pidana korupsi ekspor CPO dari Kejaksaan Agung kepada Kementerian Keuangan.
Total dana yang diserahkan mencapai Rp13.255.244.538.149, hasil penyitaan dari tiga korporasi besar: Wilmar Group, Musim Mas Group, dan Permata Hijau Group.
Kasus tersebut bermula dari krisis minyak goreng pada 2022, ketika sejumlah perusahaan terbukti menyelewengkan kewajiban pasokan domestik (DMO) demi keuntungan ekspor. Setelah melalui proses hukum panjang hingga tingkat kasasi, Mahkamah Agung memerintahkan penyitaan seluruh dana korupsi untuk dikembalikan ke kas negara.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, yang hadir menerima langsung dana tersebut, menyebutnya sebagai bukti nyata keberhasilan pemerintah dalam memulihkan keuangan negara sekaligus moral bangsa.