Ketikpos.com -- Pernyataan Bakal Calon Walikota Palembang Charma Afrianto yang menyebut media saat ini telah terdegradasi dan mengkritik membabi buta, mendapat resmon beragam dari wartawan di Palembang.
Ada yang protes dan ada yang diam saja dan menerima pernyataan itu.
Sebagaimana diberitakan di berbagai media bahwa tanggung jawab moril media sudah terdegradasi.
Protes pun datang dari kalangan jurnalis di Kota Palembang, pada Rabu (08/03/23).
Salah satunya, dari Rizky Pratama Saputra yang merupakan wartawan Poskita.Id yang menyebutkan pernyataan salah satu oknum bakal calon walikota, Charma Afrianto yang menyatakan tanggungjawab moril media membangun bangsa terutama kota Palembang sudah terdegradasi, itu telah merendahkan wartawan.
Baca Juga: Charma Afrianto: Tanggung Jawab Media di Palembang sudah Terdegradasi
Dengan pernyataan tersebut, kata Rizky, dirinya menduga secara tidak langsung telah menjatuhkan peranan media sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia.
"Indikator penurunan tanggung jawab moril media dalam membangun Kota Palembang itu apa?"tanyanya.
Bukan hanya itu, lanjut Rizky, ada juga pernyataan yang bagi dirinya kurang elok disampaikan Charma yang juga aktivis ini, dalam pemberitaan itu yang menyatakan bahwa media sebagai alat mengkritik membabi buta pejabat.
"Bagi saya, pernyataan tersebut kurang elok diungkapkan calon pejabat publik seperti Charma, karena bagi saya, media bersifat independen dan berita yang disajikan juga berdasarkan fakta dan realita yang ada dan mengacu dengan UU Pers dan Kode Etik Jurnalis (KEJ), maka kalau dikatakan alat mengkritik, saya kira kurang pas," ungkapnya.
Dikatakan Rizky, sudah banyak media yang terverifikasi dewan pers jadi ada kontrol yang mengawasi Media dalam hal pemberitaan.
"Kalau ada keberatan tentang pemberitaan media silakan berikan hak jawabnya. Bukan membuat statement tak elok di beberapa Media,"ujarnya
"Kami menyambut baik siapa pun yang ingin bermitra dengan media yang bersifat netral dalam hal pemberitaan, tapi jangan menuduh media itu sebagai alat untuk membabi buta kritik pejabat. Ini tidak elok menggambarkan media itu babi buta," pungkasnya.