Dalam pandangan Syafarudin Adam sebagai pengamat kebijakan publik, sekaligus kader Partai Golkar Sumsel, tampilnya Ir. Lucianty, SE dan Dr. H, Syaparuddin, SH, MH sebagai kandidat bakal calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pemilukada serentak tahun 2024 telah membawa angin segar bagi perhelatan politik di Kabupaten Musi Banyuasin.
Hal yang menarik adalah latar belakang dari keduanya, yang mana Ir Lucianty, SE awal memulai karir politiknya adalah konsultan teknik pada PT Pamintori Cipta Konsultan sebagai Pimpinan Cabangnya dan Dr. H, Syaparuddin, SH, MH adalah sebagai seorang Akademisi pada Perguruan Tinggi Swasta di Kabupaten Musi Banyuasin.
Sebagai akademisi yang menjabat Ketua Program Studi, tentunya Dr. H. Syaparuddin, SH, MH amat memahami makna Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Secara umum antara teori, perencanaan kerja, aplikasi program dilapangan dan evaluasi program telah satu paket komplit pada pasangan ini.
Dengan salah satu program unggulannya, 1 Desa 1 Milyar, kita seakan diingatkan kembali akan semangat marwah visi “Permata Muba” pada pilkada tahun 2011.
Yang mana pada saat itu pilkada di Kabupaten Musi Banyuasin merupakan satu-satunya di Indonesia yang mengusung thema pembangunan dimulai dari desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan visi misi tersebut merupakan cikal bakal adanya APB-Desa yang tertuang dalam Undang-Undang Desa tahun 2013. Dan kabupaten Musi Banyuasin, merupakan satu satunya Kabupaten di Indonesia yang telah mengimplementasikan Anggaran Dana Desa / Alokasi Dana Desa.
Maka tidaklah heran, apabila Ir. Lucianty, SE sebagai kandidat bupati pada Pilkada serentak tahun 2024 ini menyatakan bahwa, salah satu niatnya untuk maju berkompetisi pada pilkada ini adalah menyelesaikan beberapa program yang tertunda.
Dengan pasangannya Dr. H. Syaparuddin, SH, MH sebagai wakil bupati, yang telah cukup lama berkecimpung di dunia pendidikan sebagai akademisi tentunya kematangan perencanaan dalam mensinkronisasikan program tersebut bukan merupakan hal nisbi untuk diwujudkan secara nyata bagi kesejahteraan masyarakat Musi Banyuasin khususnya.
Menghidupkan kembali program sekolah gratis dan berobat gratis, juga sebagai program unggulan dimana Kabupaten Musi Banyuasin merupakan pelopor kegiatan dan akhirnya program ini di sadur secara nasional dalam bentuk Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.
Ditambah lagi dengan program peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan, membuktikan bahwa pasangan ini sadar betul, bahwa aset terpenting dalam kehidupan manusia selain kesehatan adalah pendidikan.
Dengan pendidikan, manusia dilatih akalnya secara terstruktur untuk berfikir bagaimana meningkatkan potensi diri agar berguna bagi sesama manusia. Tentunya berbicara tentang pendidikan, tidak hanya mencakup anak didik, tapi juga tenaga pendidik dan sarana kependidikan.