Namun, permintaan maaf itu justru dianggap terlambat dan tidak tulus oleh aktivis. "Kalau memang patuh aturan, kenapa segelnya bisa dibuka dan hotel masih beroperasi? Jangan pura-pura minta maaf tapi tetap bandel," ujar salah satu aktivis di lokasi aksi.
DPRD Geram: Ada Persekongkolan Jahat?
DPRD Palembang ikut bersuara lantang. Komisi III merekomendasikan penutupan total operasional Hotel Parkside hingga semua perizinan dipenuhi. Namun, rekomendasi itu seakan tak bertaring, karena hotel tetap beroperasi.
Baca Juga: Mahasiswa Geruduk Parkside’s Hotel Palembang, Tuntut Investigasi Dugaan Kebocoran PAD
Bahkan, anggota DPRD dari Komisi II, Andreas Okdi Priantoro, secara blak-blakan menuding ada "persekongkolan jahat" antara pihak eksekutif dan hotel. Pernyataan ini sontak menuai reaksi beragam. Anehnya, saat Andreas menyebut persekongkolan itu, terdengar tawa dari beberapa orang di ruangan. Lucu atau menggelikan? Atau justru ada yang tahu sesuatu?
Pemkot Bertindak: Plang Penutupan Dipasang Hari Ini
Setelah berbagai aksi dan tekanan, Pemkot dan DPRD akhirnya sepakat untuk memasang plang penutupan resmi pada Selasa (11/2/2025). Ini menjadi langkah konkret pertama setelah serangkaian drama panjang.
Namun, masyarakat masih skeptis. “Dulu segel saja bisa hilang, apalagi cuma plang? Kita lihat saja, apakah Parkside benar-benar berhenti atau malah tetap nekat buka,” ujar salah satu pengunjuk rasa.
Hotel "Kebal Hukum" atau Masih Ada Kejutan Lain?
Pertanyaannya kini, akankah Hotel Parkside benar-benar berhenti beroperasi, atau justru ini hanya episode berikutnya dari drama panjangnya?
Baca Juga: Andreas Okdi Priantoro Peringatkan Parkside’s Hotel: Langgar Perizinan, Siap Terima Sanksi
Yang jelas, masyarakat, aktivis, dan DPRD telah bersuara. Bola kini ada di tangan Pemkot Palembang. Akankah ada ketegasan atau justru ini hanya sandiwara baru? Kita tunggu babak selanjutnya.