Setelah segel pertama lenyap, Pemkot lapor polisi.
Kali ini yang bergerak adalah aktivis. Tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Kota Palembang. Pasca beberapa kali aksi tak digubris, mereka akhirnya memasang segel secara simbolis.
Namun, hasilnya? Sama persis.
Segel menghilang, hotel tetap buka seperti biasa.
Tak ada sanksi, tak ada yang bertanggung jawab. Seolah-olah penyegelan ini hanya formalitas semata.
Warga dan aktivis mulai bertanya-tanya:
Apakah Hotel Parkside punya kekebalan khusus?
Baca Juga: Belum Kantongi Izin, Pemkot Palembang Segel Parkside's Hotel
Babak 3: Plang Penutupan, mudah-mudahan tidak seumur Jagung
Dua segel gagal, Pemkot mencoba cara lain:
Plang besar bertuliskan “HOTEL INI DITUTUP” dipasang tepat di bawah papan nama hotel.
Plang dipasang pada Selasa (11/2/2025).
Warga yang melintas sore hari masih bisa melihatnya.
Hingga pagi tadi pun, sepertinya plang itu masih terpasang. Belum mengikuti nasib dua segel sebelumnya.
Berbeda dengan dua segel sebelumnya, plang kali ini seperti masih tergantung meski sesaki tertup angin dan tersangkut di papan nama hotel. Sehingga, isi plang tidak terbaca. Masih berntung, plangnya tidak raib, kata aktivis yang sebelumnya mendemo Parkside.
Aktivis & DPRD: “Ini Jelas Persekongkolan Jahat!”
Kasus ini memancing kemarahan aktivis dan anggota DPRD Palembang.
Komisi III DPRD dengan tegas merekomendasikan penutupan total hingga hotel memenuhi izin.
Namun, mengapa rekomendasi ini seperti tak ada taringnya?