Bahkan, Andreas Okdi Priantoro, anggota Komisi II DPRD Palembang, secara blak-blakan menuduh ada persekongkolan antara pihak eksekutif dan hotel.
“Bagaimana mungkin segel dua kali hilang? Plang pun raib, jangan-jangan nanti ikut raib? Kalau bukan karena ada yang ‘membantu,’ ini tidak masuk akal!” ujar Andreas dalam rapat, Senin (10/2/2025) .
Anehnya, saat Andreas menyebut kata "persekongkolan jahat", beberapa orang di ruangan rapat justru tertawa.
Lucu? Menggelikan? Atau ada yang memang tahu sesuatu?
Masyarakat: “Percuma Segel, Kalau Bisa Dibuka Sesuka Hati”
Gelombang protes makin meluas.
Aktivis yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Kota Palembang bahkan mengadakan aksi simbolis pada Sabtu (8/2/2025).
Dalam aksi ini, Koordinator aksi, Charma Aprianto, menggembok pintu hotel dengan rantai sebagai bentuk protes.
Namun, nyatanya hotel tetap buka lagi.
“Apa guna aturan kalau bisa dilanggar sesuka hati?” kata salah satu pengunjuk rasa.
General Manager Hotel: Minta Maaf, Tapi Tetap Beroperasi
Setelah tekanan publik makin besar, General Manager Hotel Parkside, Isti Budiono, akhirnya bicara.
Ia mengaku telah melaporkan pembukaan segel ke Polrestabes Palembang dan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.
Namun, aktivis tak percaya begitu saja.