Diskusi Publik Pemuda ICMI Sumsel & Aliansi Mahasiswa Palembang, Ajak Seluruh Stakeholder Untuk Mendukung Kenaikan Harga Gabah

photo author
DNU
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 22:34 WIB
Foto bersama Pemateri Wakil Pimpinan Bulog Sumsel Babel Rasiwan,S.H,  (Yanti/KetikPos.com)
Foto bersama Pemateri Wakil Pimpinan Bulog Sumsel Babel Rasiwan,S.H, (Yanti/KetikPos.com)

"Termasuk pemuda ikut mengawal seluruh pelaku usaha untuk turun berbarengan dengan Bulog membeli gabah untuk diolah. Nanti hasilnya bisa dikirim ke bulog termasuk juga untuk dijual ke pasaran umum .

Karena dua-duanya penting untuk cadangan di Bulog untuk memenuhi kebutuhan pasar umum juga penting. Jadi jangan ada kelangkaan barang di pasar umum ," tandasnya.  

Sementara itu, Keynote Speak sekaligus Ketua Pemuda ICMI Sumsel Zainul Arifin,S.H,M.H menambahkan, untuk gerakan pemuda memang berkontribusi juga dengan pihak bulog itu yang pertama.

Baca Juga: Cek Harga Gabah, Presiden Hampiri Petani

"Kami juga mengajak untuk teman-teman pemuda untuk berkomunikasi langsung. Kita harus sama-sama bahwa sentra ini adalah ekosistem .

Jadi tidak bisa berdiri sendiri, maka semua didorong pemerintah menaikkan harga gabah tapi secara masyarakat dari hulunya tidak ada.

Maka kita dorong di internal pemuda di Sumatera Selatan untuk sama-sama bergerak itu satu, mereka mau turun ke masyarakat untuk juga mau kembali ke daerahnya masing-masing sebagai petani yang bukan hanya sebagai petani karet atau petani sawit saja tapi juga teman-teman yang ada di pemuda itu kita dorong untuk mereka menanam, untuk bertani," katanya 

"Kita juga membangun sentra sentra industri di lokal. Karena di daerah lain di negara lain mereka secara inovasi produk di bidang pertanian itu mereka sudah jauh lebih maju dibanding di tanah kita.

Jadi kita dorong untuk maju secara bersama baik dari pemerintah bulog maupun dari masyarakat dan dari pemuda masyarakat dan pemuda.

Mari kita bersama-sama kita dorong untuk sama-sama bisa maju. Karena kegiatan pertanian ini turun temurun tidak bisa diserahkan kepada satu generasi.

Tapi turun temurun maka ini juga sama-sama didorong bahwa itu menghasilkan, orang tua harus mengedukasi ke masyarakat atau mereka kembali ke masyarakat bahwa pertanian itu bisa membuat orang kaya.

Bukan ketika panen itu impor itu akan mematikan petani. itu kita mendorong anak-anak muda untuk bertani," pungkasnya.(Yanti)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X