hukum-kriminal

Tragedi Berdarah di Arena Sabung Ayam: Tiga Polisi Tewas Tertembak Peluru Kaliber 5,56 mm

DNU
Senin, 30 Juni 2025 | 16:45 WIB
Dalam sidang yang digelar Senin (30/6), Kepala Urusan Subbid Senjata Api Forensik Puslabfor Mabes Polri, AKP Vidya, membeberkan hasil pemeriksaan serpihan peluru yang bersarang di tubuh ketiga korban (dok)


KetikPos.com— Sebuah penggerebekan ilegal di arena judi sabung ayam berujung tragis setelah tiga anggota Polsek Negara Batin tewas ditembak dalam insiden berdarah yang diduga melibatkan salah satu oknum aparat sendiri.

Korban tewas dalam peristiwa tersebut adalah Kapolsek Negara Batin, AKP Lusiyanto, beserta dua anggota lainnya, Bripka Petrus Apriyanto yang juga menjabat sebagai ajudan, dan Bripda Ghalib Surya Ganta. Ketiganya ditemukan meregang nyawa usai insiden yang terjadi di lokasi arena sabung ayam yang dikelola oleh Kopda Bazarsah dan Peltu Yun Heri Lubis.

Fakta Forensik Ungkap Peluru Kaliber 5,56 mm Penyebab Tewasnya Polisi
Dalam sidang yang digelar Senin (30/6), Kepala Urusan Subbid Senjata Api Forensik Puslabfor Mabes Polri, AKP Vidya, membeberkan hasil pemeriksaan serpihan peluru yang bersarang di tubuh ketiga korban. Tiga tabung berisi serpihan peluru yang disita dari tubuh para korban telah diuji secara forensik.

“Hasil pemeriksaan kami menemukan peluru kaliber 5,56 milimeter pada serpihan yang ditemukan di tubuh AKP Lusiyanto dan Bripda Ghalib,” terang AKP Vidya.

Namun serpihan peluru dari tubuh Bripka Petrus tidak cukup untuk mengidentifikasi kaliber secara pasti.

Menurut AKP Vidya, karakter galangan dan dataran peluru, yang merupakan tanda khas gesekan proyektil saat meluncur dari laras senjata, menjadi kunci identifikasi jenis peluru. “Hanya peluru kaliber 5,56 mm yang bisa kami pastikan dari hasil uji,” tambahnya.

Temuan Beragam Selongsong Peluru di Arena Sabung Ayam
Penyelidikan di lokasi kejadian memperlihatkan situasi yang lebih rumit. Pejabat sementara Panit 1 Seksi Identifikasi Polda Lampung mengungkapkan bahwa di arena sabung ayam ditemukan berbagai jenis selongsong peluru, yakni kaliber 5,56 mm, 7,62 mm, dan 9 mm.

“Selongsong kaliber 5,56 mm ditemukan dekat jasad AKP Lusiyanto, sekitar 13 meter dari posisi korban, dan juga tak jauh dari jasad Bripka Petrus,” jelasnya. Selain itu, ada selongsong kaliber 7,62 mm dan 9 mm yang menambah kompleksitas kasus ini.

Dugaan dan Spekulasi: Konflik Internal atau Perlawanan dalam Penggerebekan?
Kasus ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas tembakan mematikan itu.

Kopda Bazarsah, yang disebut sebagai pelaku penembakan, juga merupakan salah satu pengelola arena sabung ayam ilegal tersebut.

Sejumlah pihak menyoroti adanya kemungkinan konflik internal antara aparat atau adanya tembakan balasan dari pelaku judi sabung ayam yang melakukan perlawanan saat penggerebekan. Namun, hasil forensik menunjukkan bahwa peluru yang mengenai korban adalah kaliber 5,56 mm, biasanya digunakan oleh senjata dinas militer dan polisi, sehingga menguatkan dugaan bahwa tembakan berasal dari aparat.

Penyelidikan Berlanjut, Masyarakat Menunggu Keadilan
Polda Lampung bersama Mabes Polri saat ini terus mendalami insiden berdarah tersebut dengan mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan kematian aparat negara saat menjalankan tugas memberantas perjudian ilegal.

Masyarakat berharap agar penyidikan berjalan transparan dan pelaku yang bertanggung jawab dapat diadili dengan adil. Insiden ini juga membuka diskusi tentang potensi korupsi dan konflik internal dalam aparat keamanan yang harus segera diatasi.

Apakah ini hanya tragedi penggerebekan atau ada skenario gelap di balik layar? Waktu dan penyelidikan lebih lanjut akan membuktikan kebenarannya.

Tags

Terkini