Kasus SPPG Bekasi Jadi Sorotan: Polisi Turun Tangan Usai Curhat Korban Viral di Medsos

photo author
- Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:47 WIB
Menyoroti pernyataan korban kasus pelecehan Kepala SPPG di Bekasi, Jawa Barat. (Instagram.com/@fakta.indo) (Dok)
Menyoroti pernyataan korban kasus pelecehan Kepala SPPG di Bekasi, Jawa Barat. (Instagram.com/@fakta.indo) (Dok)

KetikPos.com, Bekasi Selatan -- Publik media sosial tengah dihebohkan dengan kasus dugaan pelecehan dan penganiayaan di lingkungan kerja Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Kecamatan Jatiasih, Bekasi Selatan, Jawa Barat.
Kasus ini mencuat setelah unggahan video di akun Instagram @fakta.indo pada Rabu (22/10/2025) menampilkan pengakuan seorang pegawai SPPG yang melaporkan atasannya karena diduga sering bersikap arogan, melakukan kekerasan, hingga pelecehan seksual.
Polisi Turun Tangan
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Braiel Arnold Rondonuwu membenarkan adanya laporan tersebut dan memastikan kasusnya sedang dalam proses penyelidikan.
“Laporan sudah kita terima. Pelapor mengaku mengalami penganiayaan. Saat ini kita jadwalkan pemanggilan para pihak untuk dimintai keterangan,” ujar Braiel kepada wartawan, Kamis (23/10/2025).
Laporan korban tercatat dengan nomor LP/B/2652/X/2025/SPKT.Sat Reskrim/Restro Bks Kota/Polda Metro Jaya. Polisi berjanji akan menindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Kesaksian Korban: Dari Makian hingga Kekerasan Fisik
Korban yang berinisial RD, bekerja sebagai staf akuntansi di kantor SPPG Jatiasih, mengungkap pengalaman pahit selama berada di bawah pimpinan kepala SPPG berinisial K.
Ia menyebut sang atasan kerap marah tanpa alasan dan bersikap kasar kepada dirinya.
“Saya dimarahi dia hari Senin itu, cuma karena tanya dokumen kerja. Saya dimaki-maki padahal nggak salah,” tutur RD.
RD juga mengaku pernah mengalami kekerasan fisik saat pelaku mencoba meminta maaf.
“Awalnya cekcok, terus dia minta maaf tapi sambil menggenggam keras tangan saya. Pernah juga dia halangi jalan saya, tangannya kena bibir saya sampai sakit,” ucapnya.
Modus Pelecehan: Permintaan Maaf Jadi Dalih
Menurut RD, pelaku kerap berpura-pura meminta maaf untuk mendekat secara fisik dan melakukan tindakan tidak pantas.
“Habis marah-marah, dia minta maaf kayak anak kecil. Tapi dia pegang-pegang saya, pojokin saya. Saya cuma bisa lindungi badan saya,” ungkap korban.
Pelecehan itu disebut bukan kali pertama. RD bahkan menerima panggilan telepon dari pelaku yang menyuruhnya tidak memakai kerudung saat bekerja.
“Dia bilang, ‘Senin nggak usah pakai kerudung, dong.’ Saya langsung matikan teleponnya,” jelasnya.
Harapan Korban untuk Keadilan
RD berharap kasus ini bisa diproses secara terbuka agar tidak ada lagi korban serupa di lingkungan pelayanan publik.
“Saya dan keluarga tidak terima atas perlakuannya. Harapan saya, biar nggak ada lagi korban lain,” tuturnya.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan memantik diskusi luas soal pelecehan di tempat kerja, khususnya di instansi pelayanan publik yang seharusnya menjunjung tinggi profesionalisme dan etika kerja.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X