“Dalam sanksi administratif, pemberhentian tidak dengan hormat sebagai anggota Polri,” tegas Brigjen Trunoyudo.
Baca Juga: Viral di Medsos: Pengakuan Warga Soal Dua Ojol Tertabrak Mobil Brimob, Affan Tewas di RSCM
Reaksi Publik: Antara Lega dan Geram
Keputusan pemecatan ini menimbulkan reaksi beragam. Sebagian pihak menilai langkah Polri sudah tepat dan menunjukkan komitmen untuk menegakkan aturan tanpa pandang bulu, bahkan terhadap perwira menengah sendiri.
Namun, tak sedikit pula yang merasa keputusan ini datang terlambat. Sejumlah aktivis HAM menyoroti bahwa sanksi baru dijatuhkan setelah gelombang protes publik meluas dan tekanan media semakin kuat.
Dampak Sosial: Komunitas Ojol Menuntut Keadilan
Komunitas driver ojol di Jakarta dan sekitarnya masih berduka atas kehilangan salah satu anggotanya. Bagi mereka, kasus ini bukan sekadar tentang pemecatan seorang perwira polisi, tetapi juga soal jaminan keselamatan warga sipil dalam situasi demonstrasi dan penanganan massa.
Affan Kurniawan kini menjadi simbol perjuangan keadilan. Di media sosial, tagar #JusticeForAffan #OjolBerduka, hingga #Brimob ramai diperbincangkan.
Baca Juga: Pernyataan Presiden Prabowo atas Tewasnya Affan Kurniawan dan Demo Rusuh
Pelajaran Pahit bagi Institusi
Kasus Kompol Cosmas Kaju Gae membuka kembali diskursus tentang profesionalitas aparat dalam mengawal aksi demonstrasi. Polri kini dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana menegakkan hukum dengan adil sekaligus memulihkan kepercayaan publik.
Pemecatan ini memang menjadi langkah tegas, tetapi pertanyaan masyarakat belum selesai: Apakah korban dan keluarganya benar-benar mendapatkan keadilan?
(as)
#Brimob #Ojol #Affan #Jakarta #Hukum #JusticeForAffan