Lalu, lanjut Soimah, di sela2 pertemuan Aak ingin masuk ke Banyuwangi dan umi ingin Aak masuk di Ponorogo.
Pada saat pengumuman doa Aak yg dihijabah, akhirnya masuk ke Banyuwangi.
Lalu tambah Soimah, satu tahun berlalu karena prestasi Aak, akhirnya doa umi dihijabah Aak pindah ke Ponorogo hingga akhir hayat menutup mata Aak di Ponorogo.
"Ak, kata2 kita sama2 'Belajar dan Berjuang' tidak pernah lagi umi tulis dan lontarkan. Karena pelajaran dan perjuangan Aak sudah terhenti saat kabar itu meruntuhkan jiwa raga ini di 22 Agustus 2022,' tulis Soimah lagi di unggahannya.
Kini, sambung Soimah, "Perjuangan selanjutnya akan kami teruskan, semoga TK/TPA Albar Mahdi yang kami dedikasi buat Aak segera terealisasi dan menjadi ladang amal
jariyah bagi semuanya. Semoga kami kuat ya Ak. Al Fatihah Albar Mahdi bin Rusdi
. 04062023," tutupnya.
Kehilangan memang masih sangat terasa di sanubari orang tua Alamarhum Albar Mahdi. Seperti diungkapkan kembali oleh Soimah di lamannya Jumat (9/6/2023).
"Anak2 Soleh Umi...tinggal kenangan manis bersama Aak...Al Fatihah Albar Mahdi bin Rusdi 09062023," demikian Soimah mencurahkan perasaannya di linimasa Facebooknya.
Seperti diketahui, putra sulungnya menjadi korban penganiayaan kakak kelasnya di Pesantren Gontor, Ponorogo pada 22 Agustus 2022.
Awalnya, pihak Pesantren saat menyerahkan dan mengantar jasad putranya menyebut almarhum meninggal karena sakit.
Sampai kemudian, terungkap bahwa kematian putranya adalah karena penganiayaan.
Siti Soimah sempat meminta bantuan ke Hotman Paris. Lewan perpanjangan tangan Titis Rachmawati, Hotman Paris memberikan pendampingan dan bantuan hukum.
Hingga kemudian, sidangnya sampai di pembacaan vonis terhadap santri yang duduk sebagaia pesakitan.