Refleksi Diri Pada Tiga Fase Ramadan dan Pasca Ramadan

photo author
DNU
- Kamis, 11 April 2024 | 18:23 WIB
Hapzon Effendi (Dok)
Hapzon Effendi (Dok)

Oleh

Hapzon Effendi*

 

Suatu ketika saya salat taraweh berjamaah di masjid yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya di Kota Palembang.

Saat itu baru saplat taraweh malam pertama, saat lagi riang gembiranya menyambut datang bulan suci Ramadan.

Mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang-orang lanjut usia penuh berdesak-desakan ingin meramaikan sallat taraweh di malam yang pertama. 

Saking ramainya jama’ah, hingga ada sebahagian jama’h harus sallat di pelataran masjid, karena tidak tertampung di dalam masjid.

Tetapi suasana seperti ini bukan hanya terjadi di kota Palembang, jika diperhatikan terjadi hampir di seluruh pelosok tanah air, seperti di Bengkulu, Pekanbaru, Medan, Serang, Pontianak, Bogor bahkan di Ibu Kota Jakarta pun kondisinya pun sama saja.

Yaitu di sepuluh hari pertama Ramadan, masjid penuh sesak dengan jama’ah salat Isya’, taraweh dan dilanjutkan dengan salat witir sebagai penutup.

Biasanya Kondisi seperti ini bertahan lima hingga sepuluh hari pertama Ramadan, atau biasa disebut  fase pertama Ramadan yang keistimewaannya adalah penuh “rahmat”.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa Bulan Ramadan dibagi menjadi tiga fase yang memiliki keistimewaan masing-masing.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Farisi: “Adalah bulan Ramadan, awal adalah rahmat, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya pembebasan api neraka”.

Lalu masuklah fase yang kedua atau sepuluh hari kedua di Bulan Ramadan atau fase pertengahan yang keistimewaannya adalah fase   “ampunan” atau “mahgfirah”.  

Di fase ini umat Islam yang melaksanakan Ibadah puasa dibukakan pintu ampunan seluas-luasnya asalkan mau bertuabat dari perbuatan dosa dan kesalahan kepada Allah SWT.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

Media: Arsitek Realitas di Era Digital

Rabu, 26 November 2025 | 08:12 WIB

Menjaga Wibawa Pendidikan dari Kriminalisasi Pendidik

Jumat, 24 Oktober 2025 | 14:09 WIB

Pelangi Beringin Lubai II: SIMBOLIS HUBUNGAN KEKERABATAN

Selasa, 23 September 2025 | 07:02 WIB

Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan I: Budaya Ngule

Senin, 22 September 2025 | 19:12 WIB

Rusuh: Rakyat Selalu Dipersalahkan, Kenapa?

Jumat, 5 September 2025 | 17:48 WIB

BEDAH ALA KRITIKUS SASTRA

Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:28 WIB

BENDERA PUTIH TLAH DIKIBARKAN

Senin, 25 Agustus 2025 | 16:11 WIB
X