Proses pembuatan:
- Beras ketan dicuci bersih dan diaduk dengan garam secukupnya sesuai selera.
- Kelapa diparut, diperas dengan air sampai jadi santan.
- Bambu pelemangan dipotong per-ruas, dicuci bersih, kemudian di dalamnya dilapisi daun pisang,
- Masukan beras ketan yang sudah diberi garam ke dalam bambu dan diberi santan kelapa.
- Buat galangan untuk memanggang lemang dibara api sesuai kebutuhan
- Tegakkan bambu lemang di galangan yang sudah ada bara api secara berjejer, sambil diputar atau dibalik agar masaknya merata dan jika masih perlu ditambah lagi air santan kelapa.
- Jika lemang sudah matang disisihkan dari galangan untuk di ambil. Jadilah lemang.
Tradisi ngantar dudol lemang sesuai waktu yang telah disepakati, biasanya bertepatan dengan pihak perempuan mengadakan acara adat ngumpulkan Sanak Adek sanak dan diarak menggunakan terbangan sarapul anam beramai-ramai bersama sanak keluarga.
Dalam acara serah terima, kedua belah pihak menunjuk perwakilan, yaitu Kule Rasan, berembuk berkenaan serah terima dudol lemang.
Setelah dodol lemang diterima oleh pihak perempuan, besok harinya pihak perempuan membagikan dodol lemang tersebut kepada sanak keluarga dekat dari pihak orang tua calon pengantin perempuan. Ini bermakna mohon restu dan penghormatan bahwa anak perempuan mereka akan melangsungkan pernikahan.
Penerimanya menurut adab adat adalah pihak laki-laki penerus jurai dari masing-masing keluarga. Kemudian memberikan imbal balas berupa alat rumah tangga, seperti: perabotan, dan nantinya barang-barang pemberian tersebut menjadi milik pengantin perempuan dan boleh dibawa ke kediaman pengantin laki-laki, untuk persiapan awal rumah tangga mereka yang baru.
Dari sekian banyak bon atau baki dodol, ada satu yang istimewa, yaitu Bon Singa, bon atau bakinya lebih besar dari yang lain, dan lemangpun ada lemang jantan, ukurannya lebih panjang, hal ini karena ada pintaan tersendiri atau berupa penghargaan sebagai tetua keluarga dari pihak pengantin perempuan.
Dodol bermakna keharmonisan keluarga dan lemang bermakna perekat kekeluargaan kedua belah pihak.
Seiring perkembangan zaman tradisi ini mulai ada pergeseran, mudah-mudahan kelestariannya tetap terjaga, termasuk tertib pembagiannya agar masih memperhatikan usuran kekeluargaan.
Mari kita lestarikan nilai-nilai warisan leluhur yang penuh makna kekeluargaan.