Oleh: Surono, SPd
"Beruntung Ada yg Mau Menjadi Ketua DKSS"
Kalimat di atas saya dengar langsung dari dua Gubernur Sumsel, Pak Alex Noerdin dan Pak
Herman Deru dalam acara Anugerah Seni Batanghari Sembilan di masa beliau berdua masing-masing menjabat.
Alasan beliau berdua pun hampir dapat dikatakan serupa. Menjadi Ketua DKSS berarti satu
tugasnya memimpin seniman. Itu jelas bukan pekerjaan mudah dan sangat diperlukan
kesabaran dan keikhlasan tinggi.
Ada beberapa cerita menarik termasuk dinamikanya di setiap pemilihan Ketua DKSS. Saya
mencoba merangkum dari beberapa cerita dan peristiwa yang dialami langsung.
Mulai dari Ketua DKSS pertama almarhum Prof Amran Halim yang menjadi ketua DKSS
karena saran Gubernur pada masa itu Bapak Rosihan Arsyad jelas almarhum Prof Amran
terpilih secara aklamasi.
Almarhum Pak Djohan Hanafiah menjadi ketua juga karena dirasa pas oleh ketua
sebelumnya dan pengurus DKSS di masa itu. Akhirnya almarhum Pak Djohan pun terpilih
secara aklamasi.
Dr dr Zulkhair Ali, ketua DKSS periode ketiga.
Beliau diminta kawan2 seniman untuk menjadi Ketua DKSS di periode ketiga di saat pergantian aturan yang mengubah bentuk DKSS dalam organisasi. Terutama menyangkut aturan pemilihan ketua DKSS dan struktur pengurus.
Saya masih merekam pernyataan Dr Zulkhair di tengah mungkin kebimbangan beliau menerima atau menolak.
Hal itu wajar karena proses pemilihan kali ini berbeda dari proses -proses sebelumnya. Dr
Zulkhair punya sikap yang sampai saat ini saya anggap belum tentu semua orang bisa.
Beliau bersedia menjadi Ketua DKSS dengan pertimbangan diajukan dan jangan ada calon lain sehingga tidak ada tahapan pemilihan Ketua. Otomatis juga Dr Zulkhair terpilih secara aklamasi.
Periode selanjutnya menjadi pemilihan yg berbeda. Tidak ada aklamasi, tapi dilakukan
pemungutan suara. Pertimbangannya jelas karena banyaknya calon yg mengikuti proses
pemilihan.