Dari 16 Usulan, Telok Abang, Incang-incang, Jidur, Sedekah Balaq dan Tari Erai-erai Ditetapkan jadi WBTb

photo author
DNU
- Jumat, 1 September 2023 | 09:42 WIB
Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Sumsel  Dian Permata Suri, Budayawan Vebri Al Lintani (mengawal Incang-incang dan Telok Abang), Abdullah (mengawal sedekah  Balaq), Suhardi Hermi (mengawal Jidur), Yessi dan Martini (mengawal tari eray-eray) saat sidang penetapan WBTb. (dok)
Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Dian Permata Suri, Budayawan Vebri Al Lintani (mengawal Incang-incang dan Telok Abang), Abdullah (mengawal sedekah Balaq), Suhardi Hermi (mengawal Jidur), Yessi dan Martini (mengawal tari eray-eray) saat sidang penetapan WBTb. (dok)

Baca Juga: Destinasi Wisata Islami di Berbagai Negara: Menggali Kekayaan Budaya dan Spiritual

“Tidak sia-sia kami datang ke Jakarta. Pulang nanti ada yang dapat kami berikan kepada pemerintah dan masyarakat kabupaten Lahat. Tari Erai-erai ini merupakan karya budaya yang pertama dari Kabupaten Lahat yang ditetapkan sebagai WBTb Indonesia. Tentu ini akan memotivasi untuk lebih giat lagi dalam mengusulkan karya budaya di tahun-tahun berikutnya,“ kata Martini.

Kesan yang sama juga dikemukakan oleh Vebri, Abdullah dan Suhardi Hermi.

Baca Juga: Telok Abang Ajarkan Jiwa Patriotik, Tanpa Senjata Modern Bisa Menang Melawan Penjajah

Sidang penetapan yang diseleksi oleh 14 orang tim ahli, dihadiri juga oleh perwakilan dari unsur instansi kebudayaan dari 31 provinsi, budayawan dan maestro dari karya budaya yang diajukan.

2000 WBTb

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menyatakan senang dan bahagia melihat antusiasme daerah dalam mengusulkan karya budayanya.

Baca Juga: Pemkot dan Polrestabes Tak Serius Tangani Perusakan Cagar Budaya Komplek Pemakaman Kramo Jayo

Namun, kata Hilmar sudah seharusnya daerah giat melakukan kegiatan-kegiatan warisan budaya yang sudah ditetapkan.

“Saya kira, sudah seharusnya daeerah membuat kegiatan untuk pelestarian karya budaya. Paling tidak, karya budaya yang ditetapkan bisa menjadi pengisi dalam satu mata acara,” kata Hilmar.

Saat ini, lanjut Hilmar, hampir 2000 karya sudah menjadi WBTb, dan akan kita nanti coba menelisik satu persatu kondisi karya tersebut. Apakah ada upaya pelestarian atau justeru dalam kondisi mati segan hidup tak mau.

“Jika kondisi karya budayanya seperti itu (mati segan hidup tak mau), maka kita coba melihat masahalahnya. Apakah pelakunya makin berkurang, atau karena hal apa. Tetapi jika memang komitmennya lemah, mungkin nanti akan kita pertimbangkan untuk menarik kembali status WBTB-nya. Bisa saja statusnya dihapuskan,” jelas Hilmar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X