Serta dilindungi oleh Allah SWT. Pada hari Rabu Akhir di bulan Syafar setiap tahunnya Masyarakat Palembang selalu berdoa dan melakukan amalan–amalan yang
diharapkan setahun depan terhindar bala
Tradisi Rebo akhir saat ini sudah mulai menghilang…banyak bahkan orang Palembang asli sendiri tidak lagi melaksanakannya. Banyak faktor yang menyebabkan hal
demikian .
Ada nilai–nilai yang sudah tergantikan dengan pemikiran yang kontra terhadap budaya ini dan juga karena kesibukan Masyarakat Palembang dengan dunia kerja dan kegiatan lainnya dari pagi hingga petang bahkan sampai malam.
Membuat tidak ada waktu untuk melaksanakan kegiatan rebo akhir.
Khusus untuk kegiatan mandi Syafar sudah sangat jarang dilakukan karena dulunya masyarakat mandi di tepian sungai Musi dengan niat membersihkan diri, tapi keadaan sungai yang kurang bersih dan dangkal menyebabkan masyarakat memilih mandi di rumah masing–masing.
Seyogyanya tradisi ini ada upaya – upaya dilakukan Masyarakat bersama pemerintah untuk terus melestarikan tradisi Rebo akhir ini dan memhimbau agar Pemerintah Kota Palembang khusus nya dsn Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya Dapat menjadikan kegiatan ini menjadi Agenda tahunan Budaya dan Pariwisata
Melalui Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata serta Disbudpar Provinsi bersama–sama mengangkat budaya ini.
Bukan tidak mungkin bisa mendobrak kunjungan wisatawan berkunjung ke Kota Palembang Sumatera Selatan.
Bayangkan saja, jika hampir setiap tempat dan sudut Kota Palembang masyarakatnya melaksanakan kegiatan ini tentunya menambah daya tarik wisatawan. Karenanya
budaya setempat apalagi sudah menjadi tradisi turun-menurun bisa menjadi aset yang berharga.
Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam di Masa lampau tidak terlepas dari nilai luhur budayanya. Beragam tradisi yang ada hampir semua nya bernafas kan Islami.
Tradisi Rebo Akhir adalah salah satunya.
Tahun ini jatuh pada tgl 27 Shafar/Tgl 13 Septenber 2023. Bersama Yayasan Putri Dayang Merindu, Rebo Akhir/Rebo Kasan dilaksanakan di Kompleks Pertamina Bagus Kuning,
Plaju.
Menurut Mirza, kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB. Didahuli dengan salat sunat, lalau diakhiri dengan bekela, makan bersama atau berbagi makanan.
Kegiatan ini dilaksanakan dan didukung juga oleh Yayasan Kesutanan Palembang Darussalam.