KetikPos.com -- Monumen identik dengan penandaan. Artinya, ada sesuatu peristiwa yang pernah terjadi. Dan monumen lah yang menjadi pengingatnya.
Seperti halnya Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) di Jalan Merdeka No 1, Palembang, Sumatera Selatan, bukan sekadar struktur batuan yang menghiasi kota ini.
Lebih dari itu, Monpera adalah saksi bisu dari kisah heroik lima hari lima malam, di mana semangat juang merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI mengukir lembaran bersejarah.
Baca Juga: Perang Lima Hari Lima Malam, Korbannya Lebih 2.000 Beda Perlakuan dengan Perang di Surabaya Maupun Semarang
Awal Mula Pembangunan Monpera
Peletakan batu pertama Monpera dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1975, dalam momen peringatan 30 tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pembangunan ini menjadi langkah konkret para pejuang dan sesepuh kemerdekaan di Sumatera Selatan untuk merayakan dan mengenang peristiwa penting di masa lalu.
Simbolisme dalam Bentuk Monpera
Bentuk Monpera yang unik menyimpan simbolisme mendalam.
Menyerupai bunga melati bermahkota lima, Monpera merangkum kebersihan dan ketulusan hati para pejuang.
Baca Juga: Menyelusuri Keagungan Masjid Agung Palembang: Warisan Sejarah Nan Megah
Limanya mencerminkan lima wilayah keresidenan yang bersatu dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan.
Tinggi Monpera mencapai 17 meter, merepresentasikan tanggal proklamasi kemerdekaan, sementara 45 bidang pada strukturnya mencerminkan tahun kemerdekaan, yaitu 1945.
Jalur dengan delapan lantai mencerminkan bulan Agustus, dan sembilan jalur akses menuju museum mewakili "Batang Hari Sembilan," sebuah simbol kebersamaan masyarakat Palembang.
Penjaga Sejarah dan Koleksi yang Berharga
Museum Monpera, yang menjadi bagian integral dari kompleks ini, bukan sekadar tempat penyimpanan artefak bersejarah.
Dengan operasionalnya dari pukul 08.00 hingga 16.00 setiap hari, museum ini menjadi portal bagi generasi sekarang untuk menyusuri kembali jejak perjuangan masa lalu.
Dalam koleksinya, Museum Monpera menampilkan 368 artefak yang menggambarkan masa perang lima hari lima malam.
Terdapat 178 foto dokumentasi, pakaian dinas pahlawan, senjata-senjata legendaris, dan buku-buku perjuangan serta umum.