KetikPos.com -- Tradisi serapungan di Tebingtinggi, Empatlawang, Sumatera Selatan, merupakan suatu even tradisional yang memberikan nuansa tersendiri dan belum masuk dalam agenda resmi wisata.
Terletak di Sungai Musi bagian ulu, even ini digelar setiap tahun dalam rangka peringatan tertentu, seperti HUT Kabupaten Empat Lawang.
Tradisi serapungan melibatkan kegiatan mengarungi arus Sungai Musi menggunakan dua batang bambu.
Even ini terdiri dari dua kategori, yaitu serapungan kecepatan dan serapungan santai.
Baca Juga: Sedekah Serabi, Tradisi Empat Lawang Lunasi Nazar dan Pengobatan
Serapungan kecepatan adalah perlombaan dimana peserta beradu cepat sampai mencapai garis finish, sedangkan serapungan santai melibatkan peserta yang mengarungi sungai dengan bambu yang dihiasi berbagai bentuk.
Awalnya, serapungan bukanlah sebuah acara rekreasi, melainkan merupakan alat transportasi warga masyarakat untuk menyeberangi Sungai Musi menuju ladang dan kebun.
Dulu, ketika belum ada jembatan gantung di atas sungai, serapungan menjadi sarana utama untuk menyeberang.
Baca Juga: Menelusuri Jejak Sejarah Kota Tua Jakarta: Dari Pelabuhan Sunda Kelapa Hingga Pusat Budaya Modern
Seiring dengan pembangunan infrastruktur, tradisi ini mulai ditinggalkan, tetapi tetap diadakan sebagai even untuk melestarikan warisan budaya dan mengenang sejarah.
Perlombaan serapungan diharapkan dapat menggambarkan betapa sulitnya pendahulu dalam mengangkut hasil ladang menggunakan alat tradisional ini.
Baca Juga: Pusat Kekuasaan yang Terlupakan: Benarkah Lokasi Kerajaan Sriwijaya di Palembang
Dengan mengadakan even ini, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan menghargai sejarah serta tradisi mereka.
Bambu yang digunakan dalam serapungan memiliki panjang bervariasi antara 2,5 hingga 3 meter dengan lima ruas, diikat dengan rotan, dikeringkan, dan dicat dengan berbagai warna.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.