Keunikan Wisata Tangkuban Parahu Membuatnya Populer

photo author
DNU
- Jumat, 12 Januari 2024 | 09:30 WIB
Gunung Tangkuban Parahu Erupsi Dipastikan Hoaks (republika)
Gunung Tangkuban Parahu Erupsi Dipastikan Hoaks (republika)

Terdapat jalur-jalur trekking dan fasilitas pendukung lainnya untuk kenyamanan pengunjung.

Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu: Pesona dan Sejarah Aktivitas Vulkaniknya

6. Sejarah Letusan dan Erupsi yang Menarik:

Tangkuban Parahu memiliki sejarah letusan yang tercatat sejak abad ke-19. Beberapa letusan yang terkenal antara lain pada tahun 1829, 1846, 1887, 1910, dan seterusnya.

Sejarah ini dapat ditemukan dalam catatan-catatan ilmiah dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta geologi dan sejarah alam.

7. Kemudahan Akses dari Kota Bandung:

Letak Tangkuban Parahu yang berjarak sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung membuatnya menjadi destinasi wisata yang mudah diakses.

Pengunjung dapat melakukan perjalanan singkat dari pusat kota untuk menikmati keindahan gunung ini.

Baca Juga: Castello Subang: Sebuah Perpaduan Keindahan dan Rekreasi

8. Kawah-Kawah yang Menarik untuk Dijelajahi:

Dari beberapa kawah yang ada, Kawah Ratu, Kawah Upas, dan Kawah Domas menjadi favorit pengunjung.

Kawah Ratu terkenal dengan pemandangan yang dramatis, sementara Kawah Domas memungkinkan pengunjung untuk merasakan air panas alami dan belerang.

9. Wisata Belanja dan Kuliner di Sekitar:

Sebagai destinasi wisata populer, sekitar Tangkuban Parahu terdapat beragam toko oleh-oleh dan warung makan yang menawarkan produk-produk khas daerah.

Pengunjung dapat membeli suvenir atau mencoba kuliner khas Sunda setelah menikmati keindahan gunung.

10. Pelestarian Lingkungan dan Rawan Bencana yang Dikelola Baik:

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Daerah telah membuat peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Tangkuban Parahu.

Hal ini menunjukkan komitmen dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan resiko bencana secara baik.

Wisata Tangkuban Parahu tidak hanya memberikan pengalaman alam yang menakjubkan, tetapi juga menjadi saksi sejarah alam dan keberagaman ekosistem.

Baca Juga: Masjid Cheng Ho, Jejak Akulturasi Budaya Cina dan Islam di Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X