KetikPos.com - Biduk Kajang, sebuah perahu dengan bentuk khas perahu kajang Kayu Agung, memegang kisah panjang sebagai alat transportasi tradisional dan tempat tinggal bagi masyarakat di sekitar Sungai Musi pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya (abad VII-XIII Masehi).
Meskipun kini langka, perahu ini memberikan gambaran unik tentang gaya hidup dan teknologi masa lalu.
Asal Usul dan Perkembangan
Diduga, Biduk Kajang mulai berkembang sekitar masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, abad VII-XIII Masehi.
Perahu ini berasal dari daerah Kayuagung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mempertahankan tradisi pelayaran dan kehidupan sungai yang kaya akan sejarah.
Desain dan Konstruksi
Perahu ini memiliki panjang sekitar delapan meter dan lebar dua meter. Ciri khasnya adalah tonjolan kepala di bagian depan yang disebut selungku.
Atap perahu terdiri dari tiga bagian, menggunakan daun nipah: bagian depan atap yang disorong (kajang tarik), bagian tengah yang tetap (kajang tetap), dan atap bagian belakang (tunjang karang).
Bahan dan Keberlanjutan
Pembuatan Biduk Kajang menggunakan kayu jenis rengas, yang kini sulit ditemukan di wilayah Kayu Agung.
Keberlanjutan perahu ini menjadi isu, mengingat keberadaan kayu yang semakin langka dan sulit diakses.
Tata Ruang Perahu
Perahu ini memiliki tata ruang yang menarik. Bagian depan digunakan untuk muatan dan kemudi, sedangkan bagian tengah berfungsi sebagai ruang keluarga.
Bagian belakang perahu didedikasikan untuk kamar mandi dan dapur.
Artikel Terkait
Berkunjung ke Thailand, Jangan Lupa 23 Destinasi yang Dikenal sangat Bagus untuk Berswafoto
Ziarah Kubro di Palembang, Dongkrak Kunjungan Wisman Berbagai Negara
Ziarah Kubro Kunjungi Makam-Makam Bersejarah di Palembang
Mau Berwisata di Asia, Thailand atau Vietnam Nih
Film Cell Besutan Tod Williams Diputar di Trans TV
Kuliner Khas Palembang, Pempek, ternyata ada juga di Bali
Menikmati Keindahan Danau Teloko di Kayuagung: Petualangan Alam yang Tak Terlupakan