Keris Jawa vs Keris Melayu dan Hari Keris Nasional

KetikPos.com -- Peninggalan budaya dalam bentuk keris memang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dan identitas masyarakat Melayu.

Pandangan bahwa keris memiliki peran lebih dari sekadar senjata tajam dan melibatkan aspek kehidupan yang lebih luas, seperti simbol kekuasaan dan lambang kehormatan, sangat kental dalam budaya Melayu.

Kedatangan Empu Pandai Sarah dari Jawa ke daerah Patani di Thailand Selatan pada akhir abad ke-15 menjadi tonggak awal berkembangnya seni pembuatan keris dalam konteks Melayu.

Baca Juga: Pamor Keris Palembang Cukup Variatif, Unik dan Indah

Empu Pandai Sarah, dengan kreativitasnya, berhasil mengadaptasi dan mengembangkan bentuk keris yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan masyarakat Melayu setempat.

Dari sinilah lahir keris Melayu, yang kemudian mengalami perkembangan dan penyebaran di sepanjang Semenanjung Malaya.

Empu Pandai Sarah bukan hanya seorang pengrajin keris, tetapi juga merupakan tokoh yang menciptakan warisan seni dan keterampilan yang kemudian diwarisi oleh pewarisnya, seperti Sangguna.

Baca Juga: Inilah Simpul Pelestari Keris Palembang, Eksis dan Menyatukan Kolektor

Dengan berkembangnya kerajaan, seperti Sultan Syah Malaka pada masanya, seni pembuatan keris semakin mendapat pengakuan dan dukungan, membuktikan bahwa keris bukan hanya alat tajam, tetapi juga simbol kehormatan dan kebudayaan yang sangat dihargai.

Sejarah ini menunjukkan bahwa keberadaan dan perkembangan keris di dunia Melayu sangat dipengaruhi oleh interaksi budaya, pertukaran pengetahuan, dan kolaborasi antarwilayah.

Keris Melayu, yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, menjadi bukti keberagaman seni dan budaya dalam perjalanan sejarah masyarakat Melayu di wilayah Semenanjung Malaya.