Hal ini mencerminkan fokus pemerintah dalam meningkatkan potensi wilayah perbatasan Indonesia dan membawa dampak positif pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Pembangunan sarana prasarana pendukung PLBN Napan Tahap I telah dimulai sejak Desember 2020 melibatkan sejumlah pekerjaan yang mencakup bangunan inti, gudang sita, bangunan cuci mobil, mess pegawai, Wisma Indonesia, toilet umum, mini terminal, hardscape, landscape, pekerjaan MEP kawasan, pembangunan kantor anggota TNI, dan kantor anggota Polri.
Pekerjaan pada Tahap I tersebut dilaksanakan sejak Desember 2020 dan berhasil diselesaikan pada Juni 2022. Proyek ini dibiayai sekitar Rp106 miliar dengan kontraktor utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung.
Selanjutnya, pada Tahap II yang dianggarkan pada tahun 2023 sebesar Rp22,7 miliar, melibatkan pembangunan rest area, pagar kawasan, jalan beton, lansekap, signage nama PLBN, perkuatan lereng, mebelair, dan selasar bangunan inti. Pekerjaan fisik Tahap II ini telah dimulai oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTT, Ditjen Cipta Karya, pada Mei 2023, dengan kontraktor pelaksana PT Metro-Konstruksi Jaya (KSO).
Saat ini, progres konstruksi mencapai 95%, dan ditargetkan akan tuntas pada 30 Januari 2024.
Pembangunan PLBN Napan ini memiliki harapan untuk meningkatkan kualitas kawasan perbatasan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dengan adanya infrastruktur yang memadai, diharapkan kawasan perbatasan dapat menjadi lebih berdaya saing dan dapat mengurangi disparitas, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Pembangunan ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam memperkuat infrastruktur di wilayah perbatasan, yang tidak hanya berdampak pada keamanan nasional tetapi juga pada pengembangan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat setempat. Proyek ini merupakan langkah positif menuju pembangunan yang berkelanjutan.
