KetikPos.com -- Rencana pembangunan patung raksasa Soekarno di Jawa Barat yang menghabiskan anggaran sebesar Rp10 triliun menarik perhatian sebagai proyek monumental.
Patung ini rencananya akan menjadi bagian dari upaya untuk memperingati dan mengabadikan jasa presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, yang juga dikenal sebagai Bapak Proklamator Indonesia.
Baca Juga: 15 Patung Soekarno di Indonesia: Mengabadikan Sang Proklamator, Patung di Banyuasin Belum Terdata
Dengan ketinggian sekitar 100 meter, patung ini diharapkan menjadi salah satu simbol nasional yang membanggakan.
Proyek ini melibatkan kolaborasi antara beberapa pihak, termasuk sejumlah pengusaha seperti Ciputra, PTPN VIII, dan seniman ternama I Nyoman Nuarta.
I Nyoman Nuarta, yang sebelumnya menciptakan patung Garuda di Indonesia Convention Exhibition (IKN), akan berkontribusi pada desain dan pembangunan patung Soekarno ini.
Baca Juga: Di Banyuasin Patung Soekarno jadi Kontroversi, di Perbatasan jadi Monumental
Lahan yang dipilih untuk proyek ini mencakup area seluas 1.270 hektar di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat.
Proses perizinan untuk proyek ini masih dalam tahap pengembangan, dan anggaran yang signifikan menunjukkan tingginya komitmen untuk mewujudkan patung raksasa ini.
Baca Juga: Dua Kali Bermasalah, Wawan: Patung Soekarno Tak Sesuai Standar
Di samping itu, patung Soekarno tidak hanya akan menjadi monumen bersejarah tetapi juga diharapkan dapat menjadi ikon pariwisata yang dapat menarik perhatian wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Namun, perlu diperhatikan bahwa inisiatif pembangunan patung raksasa Bung Karno ini memunculkan berbagai pandangan, termasuk perdebatan terkait kebutuhan dan efektivitas pengeluaran dana sebesar itu.
Begitupun terhadap rencana pembangunan patung raksasa dengan anggaran 'raksasa' itu, belum jelas jutrungnya.
Informasinya Bupati Bandung Bandung Barat Hengky Kurniawan telah menyampaikan klarifikasi di akun Instagram-nya.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.