Biji Karet vs Kepayang: Mengungkap Keunikan dan Kelezatan Melalui Proses Fermentasi

photo author
DNU
- Kamis, 25 Januari 2024 | 07:39 WIB
Kedui ataupun kepahyang bisa difermentasi. Rasanya, jangan ditanya (facebook: @Hoyinrizmu)
Kedui ataupun kepahyang bisa difermentasi. Rasanya, jangan ditanya (facebook: @Hoyinrizmu)

KetikPos.com -- Biji balam, atau buah karet, telah lama dikenal oleh masyarakat untuk kandungan sianida di dalamnya.

Namun, dengan pengolahan yang tepat, buah ini dapat diolah menjadi sajian lezat yang dinamakan "kedui" atau "pekasam buah karet".

Proses ini melibatkan langkah-langkah khusus untuk mengurangi kadar sianida, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Salah satu cara yang umum digunakan adalah merebus biji karet selama dua jam, diikuti dengan perendaman selama tiga hari tiga malam dengan penggantian air secara berkala.

Baca Juga: Industri Pengolahan Karet Terus Dipacu

Penting untuk mencuci biji karet secara menyeluruh setelah proses perebusan.

Ini merupakan langkah krusial untuk memastikan sianida yang terkurung di dalam biji dapat terbuang dengan baik.

Setelah proses perendaman, kadar sianida pada biji karet dapat berkurang dari sekitar 4 miligram menjadi setengah miligram per kilogramnya.

Meskipun mengandung sianida, tubuh manusia masih dapat menerima kandungan tersebut asalkan tidak melebihi satu miligram per kilogram berat badan setiap harinya.

Kepahyang

Bukan hanya buah balam saja yang dapat diolah dengan cara ini, namun masyarakat di desa juga mengaplikasikannya pada buah kepahyang.

Baca Juga: Pempek Bukan Sekadar Makanan, Bagian Identitas Kultural dan Kekayaan Kuliner

Proses fermentasi pada buah kepayang menghasilkan hidangan yang disebut "pekasam kepayang".

Proses ini memberikan variasi rasa yang unik dan menjadi bagian penting dari kuliner lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X