Berdasarkan pengalaman masyarakat, biji karet juga dapat disalai atau di "tape", dan hasilnya dapat digunakan untuk memperkaya cita rasa sambal.
Meskipun biji karet dari pohon tahunan dan peremajaan memberikan hasil yang berbeda, masyarakat umumnya cenderung menganggap kedui dari biji karet pohon tahunan lebih gurih.
Sebagai tambahan, buah kepahyang, yang memiliki dua jenis permentasi yaitu putih dan coklat kehitaman, memberikan pilihan kepada konsumen sesuai dengan preferensi rasa mereka.
Baca Juga: Rumah Kapitan Tan di Bogor, Terkait juga dengan Kuliner Asinan Gedong Dalam
Meskipun kepayang hitam mungkin lebih mahal, selera yang lebih pas dapat ditemui pada kepayang putih.
Pentingnya pelestarian tradisi terlihat dari kreativitas masyarakat Basemah yang menggunakan buah kepahyang untuk diolah menjadi lauk.
Keberagaman kuliner ini menciptakan identitas khas daerah dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Rumah makan "Mang Ifan" di Lahat yang menyajikan pekasam kepayang menjadi destinasi yang menarik untuk merasakan kelezatan kuliner lokal.
Dengan begitu, buah balam tidak hanya menghadirkan tantangan dalam bentuk racun sianida, tetapi juga membuka peluang untuk kreasi kuliner yang unik dan menyajikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Baca Juga: Rumah Kapitan Tan di Bogor, Terkait juga dengan Kuliner Asinan Gedong Dalam
Keseluruhan, tradisi pengolahan buah balam dan kepayang memberikan kontribusi penting pada keanekaragaman kuliner dan warisan budaya masyarakat Indonesia.
facebook: Hoyinrizmu