Tari Tanggai: Keanggunan dan Keagungan Tradisi Palembang, Terkait Rasan Tuo

photo author
DNU
- Senin, 29 Januari 2024 | 07:31 WIB
tari tanggai memiliki berbagai versi (instagram @bundaellyrudymaestrotari)
tari tanggai memiliki berbagai versi (instagram @bundaellyrudymaestrotari)

 

KetikPos.com -- Tari Tanggai, persembahan tarian tradisional yang kaya akan makna, berasal dari tanah Palembang dan merajut keberadaannya di seluruh Sumatera Selatan.

Dalam sejarahnya, tarian ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga sarat dengan nilai-nilai spiritual dan tradisional.

Mari kita eksplore lebih dalam tentang keunikan Tari Tanggai.

Baca Juga: Tari Gending Sriwijaya: Persembahan Keindahan dan Kebahagiaan Palembang yang Abadi

Asal-usul dan Makna Tari Tanggai:

Tari Tanggai memiliki akar sejarah yang dalam. Pada abad ke-5 Masehi, tarian ini dipersembahkan sebagai ritual kepada Dewa Siwa. Penarinya membawa sesajian berisi buah-buahan dan beragam bunga, menjadikannya tarian sakral yang memiliki fungsi pengantar dalam upacara keagamaan.

Diberi nama "Tanggai" karena setiap penari menggunakan alat tanggai di delapan jari mereka, kecuali jempol.

Keanggunan tarian ini tercermin dalam kelentikan gerakan yang memukau.

Namun, pada abad ke-17, pemerintahan Belanda di Kesultanan Palembang Darussalam melarang perempuan menari, sehingga seluruh pertunjukan Tari Tanggai diperankan oleh laki-laki.

Baca Juga: Tari Tepak Keraton: Eksplorasi Seni dan Budaya Palembang, Karya Tangan Dingin MaestroTari Ana Kumari

Tari Tanggai dalam Pencarian Jodoh:

Memasuki tahun 1920, Tari Tanggai menjadi sarana pencarian jodoh di Palembang, dikenal dengan sebutan "Rasan Tuo". Orang tua menggunakan tarian ini sebagai upaya untuk mencocokkan pasangan hidup bagi anak-anak mereka.

Pelarangan Lagu dan Tari Gending Sriwijaya:

Pada tahun 1965, Lagu dan Tari Gending Sriwijaya dilarang ditampilkan karena alasan politis.

Sebagai alternatif, Tari Tanggai Versi Elly Rudi diciptakan dengan menggunakan lagu “Enam Saudara”.

Sejak itu, tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung, acara resmi, dan resepsi pernikahan di Palembang.

Baca Juga: Film Dokumentar: Anna Kumari: Jejak Langkah Maestro Tari Sumatera Selatan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X