Tanjak Palembang: Mahkota yang Abadi dalam Busana Adat dan Sejarah Kesultanan

photo author
DNU
- Sabtu, 3 Februari 2024 | 11:53 WIB
tanjak  (instagram @tanjaklestari)
tanjak (instagram @tanjaklestari)

 

KetikPos.com -- Tanjak, atau yang lebih dikenal sebagai Mahkota, merupakan salah satu perlengkapan pakaian adat yang memiliki makna mendalam dalam sejarah dan budaya masyarakat Palembang.

Merupakan bagian tak terpisahkan dari busana adat kesultanan Palembang Darussalam pada sekitar tahun 1850.

Tanjak masih terus digunakan oleh masyarakat Palembang hingga saat ini, khususnya dalam berbagai acara adat yang menggambarkan kekayaan tradisi dan kebesaran sejarah Kesultanan Palembang Darussalam.

Dari Kerak Mutung ke Batik Gribik dan Jufri

Tanjak dibuat dari selembar kain persegi empat yang dilipat dengan teknik khusus sehingga membentuk mahkota yang anggun.

Motif pertama yang digunakan pada Tanjak adalah motif kerak mutung.

Namun, seiring perkembangan waktu, motif batik gribik dan jufri juga menjadi pilihan populer untuk menghiasi Tanjak, memberikan sentuhan kreatif dan variasi yang mempesona.

Dari Tanjak Meler hingga Tanjak Bela Mumbang

Sejarah Tanjak mencatat tiga bentuk utama yang berkembang seiring waktu:

  1. Tanjak Meler (sekitar tahun 1870):

    Terbuat dari kain tenunan tradisional Palembang, Tanjak Meler mencerminkan kemewahan dan keindahan busana pada masa itu.

  2. Tanjak Kepundang (sekitar tahun 1900): Menggunakan kain tenunan Palembang, Tanjak Kepundang menunjukkan perkembangan dalam desain dan tata letak yang semakin kompleks.

  3. Tanjak Bela Mumbang:

    Merupakan Tanjak khusus yang digunakan oleh Pangeran Nato Dirajo dan keturunannya, menegaskan peran dan status mereka dalam hierarki kesultanan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X