Katupat Kandangan tidak hanya disajikan sebagai hidangan, tetapi juga sebagai bagian penting dari ritual adat dan upacara keagamaan.
Dalam upacara adat, katupat kandangan sering dijadikan sebagai sesaji atau persembahan kepada leluhur atau dewa-dewa.
Konsumsi bersama katupat kandangan juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antara anggota masyarakat.
Baca Juga: Menikmati Kelezatan dan Mendalami Makna Filosofis di Balik Kuliner Khas Banjarmasin
Kehidupan Sehari-hari
Di luar konteks ritual adat, katupat kandangan juga memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar.
Selain sebagai simbol keharmonisan dan keberkahan, hidangan ini juga menjadi lambang persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
Masyarakat Banjar percaya bahwa berbagi katupat kandangan dengan orang lain adalah tanda kedermawanan dan kebaikan hati.
Melestarikan Warisan Budaya
Katupat Kandangan bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga sebuah warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Melalui memahami makna dan simbolisme di balik hidangan ini, kita dapat menghargai dan merawat tradisi serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Dengan memperkenalkan dan mempromosikan katupat kandangan, kita juga turut menjaga keberlangsungan budaya dan identitas masyarakat Banjar.
Baca Juga: Lawar Kuliner ikonik Bali yang Lezat, Tapi Masuk Kategori Makanan Terburuk Taste Atlas 2024
Dalam setiap sajian katupat kandangan, terdapat cerita dan nilai-nilai yang mengajarkan kearifan lokal dan kebijaksanaan hidup.
Mari kita lestarikan dan hargai warisan kuliner khas Banjarmasin ini, sebagai bagian tak ternilai dari kekayaan budaya Indonesia.